Produsen Baja AS Relokasi ke Indonesia
Rabu, 28 Januari 2009 – 08:14 WIB
JAKARTA – Produsen baja di Amerika Serikat (AS) mulai merasakan iklim bisnis yang tak nyaman di negaranya. Ini menyusul krisis finansial global yang diikuti dengan menurunnya performa industri otomotif. Karena itu, mereka berencana merelokasi pabriknya ke Indonesia, yang memiliki bahan baku, pasar yang besar, serta iklim usaha yang kondusif. Indonesia memang masih menjadi incaran produsen-produsen baja dunia. Salah satunya yang sudah santer diberitakan adalah Mandan Steel. Perusahaan baja asal Tiongkok itu akan merealisasikan relokasinya ke Indonesia dengan investasi awal sekitar USD 220 juta pada semester pertama tahun ini. Mandan Steel akan memindahkan pabriknya ke Kalsel menyusul kebijakan pemerintah Tiongkok yang membatasi jumlah perusahaan baja skala menengah kecil untuk mengurangi dampak kerusakan lingkungan.
Secara eksplisit, keinginan itu diungkapkan Menteri Perindustrian Fahmi Idris di gedung Departemen Perindustrian Selasa (27/1). Menurut Fahmi, perusahaan baja asal AS tersebut memang berencana merelokasi pabriknya ke Indonesia. Sayang, dia belum bersedia menyebut nama perusahaan tersebut. “Saya nggak mau ngomong sekarang. Tapi asalnya dari Baltimore dan Chicago (Amerika Serikat),” ujarnya.
Baca Juga:
Total kapasitas produksi perusahaan baja tersebut diperkirakan mencapai dua juta ton per tahun. Menurutnya, saat ini perusahaan tersebut sedang mencari mitra kerjasama. Namun, dia menegaskan bahwa sebaiknya perusaan itu mencari daerah yang masih banyak bahan bakunya. Salah satunya di kawasan terintegrasi industri baja, Kalimantan Selatan (Kalsel). “Tempat yang sesuai untuk relokasi pabrik itu antara lain daerah Kalsel dan Sumatera Selatan,” ungkapnya.
Baca Juga:
JAKARTA – Produsen baja di Amerika Serikat (AS) mulai merasakan iklim bisnis yang tak nyaman di negaranya. Ini menyusul krisis finansial
BERITA TERKAIT
- Industri Properti Bergerak Dinamis, LPKR Memperluas Penawaran Produk Baru Harga Terjangkau
- Pemkot Tangsel jadi Daerah Paling Tertib Ukur versi Kemendag RI
- Dorong Laju Investasi di Ngawi, Bea Cukai Menerbitkan Izin Fasilitas Kawasan Berikat
- RI Sulit Mencapai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Kalau Mengandalkan Kapasitas Fiskal
- Harga Emas Antam Hari Ini Rabu 20 November Naik Lagi, Berikut Daftarnya
- PPN Jadi 12 Persen Tahun Depan, Begini Imbasnya ke Masyarakat