Produsen Vaksin Terbesar di Dunia Prioritaskan India, Negara Lain Diminta Bersabar

Produsen Vaksin Terbesar di Dunia Prioritaskan India, Negara Lain Diminta Bersabar
Vaksin buatan AstraZeneca. Foto: Reuters/Peter Cziborra

jpnn.com, PUNE - Serum Institute of India (SII), pembuat vaksin terbesar dunia dari sisi volume, meminta pemerintah negara-negara lain bersabar untuk menunggu suplai vaksin COVID-19. Pasalnya, kapasitas produksi perusahaan itu telah diarahkan untuk memprioritaskan kebutuhan dalam negeri.

"Saya dengan rendah hati meminta anda untuk bersabar. Kami berusaha sebaik mungkin," kata Kepala Eksekutif SII Adar Poonawalla melalui Twitter, Minggu (21/2).

Berbasis di kota sebelah Barat India, Pune, SII memproduksi vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh Oxford University/AstraZeneca, salah satu dari dua suntikan yang digunakan India untuk memvaksinasi sekitar 300 juta orang pada awalnya, sebagai bagian dari upaya inokulasi nasional.

Banyak negara berpenghasilan rendah dan menengah, mulai dari Bangladesh hingga Brazil, bergantung pada vaksin AstraZeneca SII, yang diberi merek COVISHIELD oleh perusahaan India itu.

Namun permintaan terus meningkat, termasuk dari negara-negara Barat seperti Kanada, di mana Poonawalla berjanji akan mengirimkan vaksin COVISHIELD bulan depan.

Regulator obat Inggris juga mengaudit proses manufaktur di SII, yang berpotensi membuka jalan untuk pengiriman vaksin COVISHIELD dari India ke Inggris dan negara lain.

Pemerintah Perdana Menteri India Narendra Modi mendapat kecaman karena lambatnya proses vaksinasi, tetapi otoritas kesehatan bersiap untuk memperluas jumlah suntikan secara substansial dalam beberapa minggu mendatang.

India telah memvaksin sekitar 11 juta orang sejak pertengahan Januari. Dengan lebih dari 10,9 juta infeksi yang dikonfirmasi, India memiliki jumlah kasus COVID-19 tertinggi kedua di dunia, setelah Amerika Serikat.

Kebutuhan vaksin COVID-19 India jadi prioritas nomor satu produsen vaksin terbesar di dunia

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News