Prof Agus Sartono: Guru Nomor Satu, Infrastruktur dan Kurikulum Belakangan

Prof Agus Sartono: Guru Nomor Satu, Infrastruktur dan Kurikulum Belakangan
Deputi Menteri Bidang Pendidikan dan Agama, Kemenko PMK Prof Agus Sartono. Foto tangkapan layar zoom

jpnn.com, JAKARTA - Prof Agus Sartono mengatakan kualitas guru atau pendidik menjadi syarat mutlak untuk membangun sumber daya manusia (SDM) berkualitas yang siap menghadapi revolusi industri 4.0.

Menurut deputi menteri bidang pendidikan dan agama Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) itu, tidak ada guna membangun infrastruktur, membeli teknologi jika gurunya tidak memiliki kompetensi.

"Kalau bicara soal pendidikan, variabel yang menentukan yang pertama adalah guru dan tenaga kependidikan. Kedua infrastruktur, ketiga kurikulum. Baru kemudian yang keempat pendanaan." kata Prof Agus Sartono di FGD Peta Jalan Pendidikan-PB PGRI secara daring, Selasa (2/2).

Dari sisi pendanaan, katanya, pemerintah saat ini sudah berupaya memenuhi amanat undang-undang dengan mengalokasikan sebesar 20 persen nilai APBN, walaupun masih ada perdebatan soal porsi pendanaan pemerintah pusat dan daerah dalam pendidikan.

"Pemerintah sudah melakukan intervensi terkait pendanaan. Sudah mencoba memenuhi amanat UU 20 persen alokasi APBN. Meski ada debat diskusi terkait double counting dana yang ditransfer ke daerah," jelasnya.

Walakin, Guru Besar Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) ini menekankan bahwa variabel utama dalam pendidikan yang berkualitas adalah kembali kepada guru atau pendidik sebagai ujung tombaknya.

"Faktor utama baik buruknya kualitas pendidikan yaitu kualitas guru. Semuanya bisa kita bangun, teknologi bisa kita beli, laboratorium bisa kita bikin, tetapi kualitas pendidik adalah hal yang sangat penting," tegasnya.

Terkait siapa guru itu, dirinya menjelaskan bahwa mereka adalah guru atau pendidik di pendidikan formal, nonformal, dan informal.

Prof Agus Sartono mengatakan guru menjadi kuci untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News