Prof Anthony Ungkap Kejahatan Pemerintah dalam Proyek Perumahan, IKN, hingga Kereta Cepat

Prof Anthony Ungkap Kejahatan Pemerintah dalam Proyek Perumahan, IKN, hingga Kereta Cepat
Diskusi publik bertajuk Membongkar Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Dinasti Politik Rezim Totalitarian) di Jl Diponegoro No 72, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (26/6). Foto: Fathan

Kemudian, lanjut Anthony, proyek kereta cepat. Pemerintah membuat seolah-olah China sebagai pemenang tender padahal Jepang. Akhirnya proyek tersebut terjadi pembengkakan biaya, terutama dari unsur bunga.

"Bunga dari Jepang 0,1 persen. Bunga dari China adalah 2 persen, 20 kali lipat. Nah, kemudian dikatakan kenapa proyek China dipilih? Karena tidak perlu jaminan APBN," kata Anthony.

"Belum kalau kita bicara korupsi. Korupsi nikel, ilegal. Itu adalah aktornya, aktor utamanya itu adalah orang yang sukarelawan Jokowi dari 2014 dan 2019," tambah Anthony.

Anthony juga menyoroti kasus korupsi BTS 5G yang dilakukan oleh eks Menteri Kominfo Johnny G. Plate. Anthony mengatakan Plate dalam persidangan menyebutkan bahwa proyek ini terjadi atas restu Presiden Jokowi.

"Kalau engak salah menurut kerugian itu BPK yang pernah menghitung itu kerugiannya adalah Rp8 triliun dari Rp10 triliun. Nah bagaimana? Bahwa dia bisa kerugian itu kemudian ada beberapa yang ditangkap," jelas Anthony.

Anthony melihat koorporasi yang menikmati uang rasuah tidak ditangkap, hanya operator kecil-kecilnya saja. Dia mencontohkan anak perusahaan Sinarmas Group yang menikmati duit tersebut tetapi hingga kini tidak diproses hukum.

"Dan, di mana Sinarmas juga terbukti dari kebakaran," jelas dia.

"Pada saat itu harusnya dia itu dikenakan, dituntut Rp8,7 triliun. Dituntut tetapi akhirnya dibebaskan menjadi Rp78,5 miliar saja dendanya," tambah Anthony.

Anthony menerangkan Presiden Jokowi memberikan status proyek strategis nasional (PSN) kepada pengusaha dan perusahaan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News