Prof Elizabeth Anita Widjaja, Satu-satunya Ahli Taksonomi Bambu di Indonesia
Tiga Puluh Tahun Temukan 80 Varian
Minggu, 24 Juni 2012 – 00:04 WIB
Jenis tanaman bambu ternyata banyak. Setidaknya ada 80 jenis seperti hasil penelitian "doktor bambu" Prof Elizabeth Anita Widjaja. Dia termasuk peneliti langka di Indonesia.
SEKARING RATRI A., Bogor
SEKARING RATRI A., Bogor
UNTUK ukuran seorang profesor, ruang kerja Elizabeth Anita Widjaja bisa dibilang cukup kecil dan minimalis. Dia menyebutnya ruang kerja ala Jepang. Ukurannya tidak lebih dari 3 x 4 meter. Di dalamnya hanya ada sebuah lemari, beberapa filing cabinet, dan sebuah meja komputer beserta printernya. Selebihnya dipenuhi tumpukan-tumpukan koran yang terlipat dalam ukuran besar.
Tumpukan koran tersebut bukan kliping atau arsip. Tumpukan koran tersebut berisi spesimen-spesimen bambu yang tengah diteliti Elizabeth. "Ini ada sekitar 20 jenis bambu baru yang belum dipublikasikan. Masih saya teliti. Kalau ciri-cirinya tidak terlalu jelas, saya nggak berani publikasikan," jelas Elizabeth saat ditemui di ruang kerjanya, kompleks Cibinong Science Center, Cibinong, Bogor, Kamis lalu (21/6).
Perempuan 62 tahun itu sangat mencintai bambu. Bahkan, lebih dari separo hidupnya diabdikan untuk meneliti tanaman multiguna tersebut. Berkat kerja keras, Elizabeth berhasil menemukan 80 varian dari 160 jenis bambu di Indonesia. Elizabeth pun diganjar beberapa penghargaan karena kecintaannya pada profesinya sebagai peneliti bambu Indonesia.
Jenis tanaman bambu ternyata banyak. Setidaknya ada 80 jenis seperti hasil penelitian "doktor bambu" Prof Elizabeth Anita Widjaja.
BERITA TERKAIT
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis