Prof Elizabeth Anita Widjaja, Satu-satunya Ahli Taksonomi Bambu di Indonesia

Tiga Puluh Tahun Temukan 80 Varian

Prof Elizabeth Anita Widjaja, Satu-satunya Ahli Taksonomi Bambu di Indonesia
Prof Elizabeth Anita Widjaja menunjukkan salah satu spesimen bambu yang tengah diteliti di ruang kerjanya, di Cibinong Science Center, Kamis (21/6). Foto : Sekaring Ratri A/Jawa Pos
Dari situ Elizabeth jadi tahu bahwa angklung dibikin dari bambu hitam atau awi hideung. Menurut pemilik Sanggar Saung Angklung, bambu hitam merupakan jenis bambu yang paling baik untuk membuat angklung. Namun, kemudian Elizabeth menyadari, ada masalah dalam penamaan jenis bambu.

Setelah menelisik lebih jauh, nama Latin bambu hitam ternyata sama dengan tiga jenis bambu lainnya, yakni awi ater, awi gombong, dan awi mayan. Padahal, ketiganya memiliki ciri-ciri yang berbeda. "Baik awi hideung maupun tiga bambu lainnya, waktu itu, namanya cuma satu, yaitu Gigantochloa verticillata (Wild) Munro. Karena itu, saya harus menyelesaikan masalah penamaan itu," jelasnya.

 

Perempuan kelahiran Kudus, Jawa Tengah, itu pun tergerak untuk mengklasifikasi nama-nama bambu tersebut. Sejak saat itu Elizabeth makin serius dengan ilmu taksonomi, khususnya bambu. Keempat bambu itu lantas diberi nama baru.

Bahkan, ada yang diberi nama sesuai dengan nama belakang Elizabeth. Awi ater yang berwarna hijau diberi nama Gigantochloa atter, awi hideung menjadi Gigantochloa atroviolacea Widjaja. Sedangkan awi gombong yang memiliki setrip hijau dan kuning cerah diberi nama Gigantochloa pseudoarundinaceae (Steud) Widjaja. Lalu, awi mayan yang berciri setrip hijau dan kuning kusam diberi nama Gigantochloa maxima (Poir) Kurz.

 

Jenis tanaman bambu ternyata banyak. Setidaknya ada 80 jenis seperti hasil penelitian "doktor bambu" Prof  Elizabeth Anita Widjaja.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News