Prof Ikrar Ungkap Gerakan Cuci Otak Anak Muda sejak Gibran Jadi Calon RI 2
Namun, Ikrar mempersoalkan sosok anak muda yang diusung itu ternyata hasil politik dinasti yang menghalalkan berbagai cara dalam berpolitik, termasuk menabrak konstitusi.
"Bukan soal si calon presiden dan wakil presiden, tetapi the way atau cara untuk menjadikan anaknya itu sebagai cawapres. Itulah yang kami tentang habis-habisan," ujar Ikrar.
Peraih gelar Ph.D. bidang sejarah politik dari School of Modern Asian Studies, Griffith University Brisbane, Australia, itu menyebut pelanggengan politik dinasti tidak hanya menabrak hukum, tetapi juga mencederai merit system (sistem manajemen sumber daya manusia berdasarkan kualifikasi, kompetensi, dan kinerja) yang telah dibangun dalam partai politik.
“Anak muda, masuk partai hari ini, dua hari kemudian menjadi ketua umum, itu kalau bukan anak presiden enggak bisa," ujarnya.(ast/jpnn.com)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Profesor peneliti dari BRIN Ikrar Nusa Bhakti mengungkapkan gerakan cuci otak publik itu mengemuka setelah Gibran Rakabuming Raka menjadi cawapres bagi Prabowo.
Redaktur : Antoni
Reporter : Aristo Setiawan
- 59 Menteri & Wamen Kabinet Merah Putih Sudah Lapor LHKPN
- Guru Besar UI Sebut Kunjungan Prabowo ke China dan AS Babak Baru Diplomasi Indonesia
- Bohemian Blangkon
- Gibran Cek Lokasi Pengungsian Erupsi Gunung Lewotobi, Pastikan Kebutuhan Dasar Terpenuhi
- Percaya Diri Didukung Jokowi, Ridwan Kamil Yakin Bakal Menang
- Anggap Menteri Hukum Tak Cermat Teken Aturan, Pimpinan GPK Mengadu ke Presiden Prabowo