Prof Ikrar Ungkap Gerakan Cuci Otak Anak Muda sejak Gibran Jadi Calon RI 2

Prof Ikrar Ungkap Gerakan Cuci Otak Anak Muda sejak Gibran Jadi Calon RI 2
Guru besar riset BRIN Prof. Ikrar Nusa Bhakti. Foro: dokumen JPNN.com

Namun, Ikrar mempersoalkan sosok anak muda yang diusung itu ternyata hasil politik dinasti yang menghalalkan berbagai cara dalam berpolitik, termasuk menabrak konstitusi.

"Bukan soal si calon presiden dan wakil presiden, tetapi the way atau cara untuk menjadikan anaknya itu sebagai cawapres. Itulah yang kami tentang habis-habisan," ujar Ikrar.

Peraih gelar Ph.D. bidang sejarah politik dari School of Modern Asian Studies, Griffith University Brisbane, Australia, itu menyebut pelanggengan politik dinasti tidak hanya menabrak hukum, tetapi juga mencederai merit system (sistem manajemen sumber daya manusia berdasarkan kualifikasi, kompetensi, dan kinerja) yang telah dibangun dalam partai politik.

“Anak muda, masuk partai hari ini, dua hari kemudian menjadi ketua umum, itu kalau bukan anak presiden enggak bisa," ujarnya.(ast/jpnn.com)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Profesor peneliti dari BRIN Ikrar Nusa Bhakti mengungkapkan gerakan cuci otak publik itu mengemuka setelah Gibran Rakabuming Raka menjadi cawapres bagi Prabowo.


Redaktur : Antoni
Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News