Prof Jimly Heran Pak Mahfud Hanya Sebut Fahri Hamzah dan Fadli Zon

Prof Jimly Heran Pak Mahfud Hanya Sebut Fahri Hamzah dan Fadli Zon
Anggota DPD RI Prof Jimly Asshiddiqie menanggapi pemberian penghargaan Bintang Mahaputra Nararya untuk Fahri Hamzah dan Fadli Zon. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

Itu antara lain, empat hal itu yang menjadi pegangan dalam menilai dan pemberian (tanda jasa), karena ini adalah penghargaan resmi dari negara. 

Karena itu, yang diberi penghargaan bukan hanya orang karena jabatan. Bisa saja orang tidak punya jabatan.

Misal, Syafi'i Maarif, Romo Magnis Suseno. Itu kan tidak punya jabatan tetapi karena peran dia dalam kehidupan kebangsaan, makanya diberi Bintang Mahaputra. Itu di zaman saya dulu itu. Itu contohnya. 

Jadi Romo Magnis bukan pejabat, begitu juga Syafi'i Maarif bukan pejabat dapat bintang juga. Maka tokoh-tokoh masyarakat, lalu aktivis LSM, itu berhak dapat penghargaan dari negara juga. 

Yang keenam, ada faktor bahwa penghargaan ini tidak hanya untuk orang dalam negeri. Kita juga resiprokal, karena banyak tokoh-tokoh kita dihargai di luar negeri oleh negara lain maka kita juga harus mempertimbangkan memberi penghargaan kepada tokoh-tokoh negara lain. Karena kita harus hadir dalam pergaulan antarnegara.

Soal perdebatan penghargaan untuk Fahri dan Fadli sebaiknya dijelaskan secara gamblang oleh Menko Polhukam ya Prof?

Iya. Itu kan ada pertimbangannya. Tidak perlu hanya gara-gara pro kontra. Itu kan yang diberi penghargaan ini bukan hanya yang pro-pemerintah, yang antipemerintah juga enggak apa-apa. Kenapa mesti yang pro pemerintah saja? 

Ini kan para pendukung pemerintah yang mempersoalkannya. Jangan begitu dong. Kita ini negara.

Prof Jimly Asshiddiqie menyampaikan pendapat soal penghargaan Bintang Mahaputra Nararya untuk Fahri Hamzah dan Fadli Zon.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News