Prof Yusril Sebut PSU Pilkada 2020 Timbulkan Masalah Baru
"Kini MK tidak lagi mengeluarkan putusan sela tetapi mengeluarkan putusan akhir," sambungnya.
Adapun bunyi putusan akhir MK terkait permasalahan Pilkada 2020, antara lain memerintahkan KPU melaksanakan PSU di beberapa tempat.
Selanjutnya hasil PSU digabungkan dengan hasil pemungutan suara yang tidak dibatalkan dan diumumkan KPU tanpa harus melapor ke MK terlebih dahulu.
"Ini saya sebut sebagai putusan gaya baru MK yang beda dengan gaya putusan dalam pilkada yang pernah ada sebelumnya," kata Yusril.
Menurutnya timbul pertanyaan lagi, bagaimana jika hasil PSU ditolak oleh paslon lain, misalnya karena kecurangan kembali terjadi. Apakah paslon lain tidak berhak mengajukan permohonan pembatalan hasil PSU ke MK?
Yusri mengingatkan bahwa putusan akhir MK itu bersifat final dan mengikat, serta tidak ada upaya hukum apa pun untuk membatalkannya.
Namun, bunyi putusan akhir MK dalam kasus tersebut yang final dan mengikat itu tidak lain adalah perintah agar KPU melaksanakan PSU.
Menurut Yusril, hasil PSU yang digabungkan dengan perolehan suara yang tidak dibatalkan itu bukan putusan MK yang final dan mengikat.
Pakar Hukum Tata Negara Yusril Ihza Mahendra menyebut pelaksanaan PSU di 17 daerah dalam lanjutan Pilkada Serentak 2020 menimbulkan persoalan baru.
- Masa Cuti Kampanye Berakhir, Aep Syaepuloh Kembali Jabat Bupati Karawang
- Aktivis Dorong Semua Pihak Mewujudkan Pilkada Maluku Utara Aman dan Nyaman
- Info Terkini OTT KPK yang Menyeret Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah
- Prabowo Seorang Kesatria, Harus Tegas Hadapi Cawe-Cawe Jokowi di Pilkada
- Polda Riau dan TNI Sebar 1.615 Personel Demi Kelancaran Pilkada 2024
- Tim Hukum RIDO Kecam Persekusi yang Dialami Sukarelawannya yang Pasang Stiker