Prof Zainuddin Maliki: Jauhkan Sentimen Mayoritas dan Minoritas dari Lingkungan Belajar
jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PAN Prof Zainuddin Maliki menilai survei Lingkungan Belajar (LB) melalui kuesioner yang diedarkan ke sekolah-sekolah bernada bernuansa politis.
Survei LB tersebut juga dipandang berpotensi membangkitkan sentimen mayoritas minoritas Suku, Agama, Ras dan Antargolongan atau SARA lantaran mengajukan sejumlah pernyataan tendensius.
Dia mengatakan seharusnya survei LB didasarkan kepada kepentingan untuk memetakan latar belakang tempat berlangsungnya pendidikan.
"Jauh dari kepentingan politik, sentimen mayoritas dan minoritas dari sisi suku, ras, maupun agama," katanya menanggapi diedarkannya survei LB ke sekolah oleh Kemendikbudristek RI.
Prof Zainunddin Maliki menyoroti sejumlah pertanyaan tendensius di dalam kuesioner survei LB tersebut. Seperti, 'Lebih baik kalau ketua OSIS berasal dari agama yang mayoritas di sekolah'.
Kemudian, responden dari kalangan dunia pendidikan juga dimintai sikap atas pernyataan 'Cara berpakaian sesuai aturan agama kelompok mayoritas seharusnya diwajibkan bagi warga sekolah'.
Ada lagi pertanyaan 'Orang dari kelompok mayoritas agama lebih berhak menjadi pemimpin politik seperti bupati/walikota, gubernur dan Presiden'. Lalu, 'Guru dari etnis minoritas harus merasa bersyukur jika bisa mengajar di sekolah negeri'.
Demikian juga kuesioner survei itu mengandaikan etnis mayoritas sebagai sumber masalah, sehingga muncul pernyataan 'Dalam penerimaan siswa baru saya lebih memilih calon siswa yang memiliki latar belakang suku atau etnis mayoritas'.
Politikus PAN Prof Zainuddin Maliki menyoroti survei Lingkungan Belajar yang bernuansa politis dan berpotensi membangkitkan sentimen SARA.
- Kenaikan PPN 12 Persen, Marwan Cik Asan Mendukung karena Ada Perlindungan bagi Masyarakat Bawah
- BNI, CIMB Niaga, & CIMB Niaga Finance Salurkan Bantuan kepada Siswa di NTT
- Pemkab Biak Numfor Merealisasikan Pembayaran Tunjangan Sertifikasi Guru 2024
- Juhana: Jangan Sampai Ada Kisah Oemar Bakri di Kota Bogor
- Penikam dan Penggorok Leher Guru di Kampar Tertangkap
- Konflik Pulau Rempang, Mafirion DPR: BP Batam Jangan Lepas Tangan, PT. MEG Tak Punya Hak Berpatroli