Profesi Dokter dan Aliran Dana Rp 800 Miliar Pabrik Farmasi

jpnn.com - JPNN.com JAKARTA - "Pada dasarnya, berdagang itu baik, profesi dokter itu mulia. Tapi jika pekerjaan dokter digabungkan dengan pekerjaan berdagang, maka itu sangat mengerikan, itu hal paling buruk yang ada di dunia,"
Pernyataan Pendiri Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Prof. dr. Raden Mochtar itu dikutip Salamudin Daeng.
Pengamat ekonomi politik dari Universitas Bung Karno mengkritik para oknum dokter sudah seperti marketing perusahaan farmasi.
Menurutnya, konsumen seringkali tidak bisa berkutik, tidak bisa menolak satu resep yang direkomendasikan dokter dengan merujuk obat milik industri farmasi tertentu.
Bahkan selama ini, setiap penjualan obat ke pasien dikembalikan lagi beberapa persen sebagai fee untuk para dokter dan hal itu sudah berlangsung lama.
"Selama ini kita diarahkan untuk membeli obat tertentu, kita tidak punya kuasa untuk menolak apa yang harus kita beli," kata Daeng saat dihubungi media pekan lalu.
Kondisi ini pun menggelitik Daeng dengan temuan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) bahwa ada aliran dana Rp 800 miliar dari industri farmasi ke para dokter ibarat 'Menepuk Air Di Dulang Terpercik Muka Sendiri'.
Sektor farmasi yang selama ini diklaim steril sehingga leluasa mengkritik industri tembakau secara'membabi buta', kini kena batunya.
JPNN.com JAKARTA - "Pada dasarnya, berdagang itu baik, profesi dokter itu mulia. Tapi jika pekerjaan dokter digabungkan dengan pekerjaan berdagang,
- PIK 2 Berpotensi Jadi Magnet Ekonomi
- KPK Periksa Anggota DPRD hingga Kepala Sekolah di Bengkulu
- Penahanan Hasto Bukti KPK Tak Pandang Bulu
- Pelita Air Bersinergi dengan BIH Tingkatkan Layanan Kesehatan dan Pariwisata Medis
- Laksda TNI Edwin Bicara Soal Peran Strategi TNI AL Menjaga Potensi Maritim Menuju Swasembada Pangan
- Buntut Polemik Lagu Bayar Bayar Bayar, Sukatani Dapat Tawaran jadi Duta Polri