Profesor Bagong Bilang, Kasus Tendang Sesajen di Semeru Bisa Diselesaikan Kekeluargaan

Profesor Bagong Bilang, Kasus Tendang Sesajen di Semeru Bisa Diselesaikan Kekeluargaan
Pembuang sesajen di Gunung Semeru Hadfana Firdaus meminta maaf kepada masyarakat Indonesia atas perbuatannya, Jumat (14/1). Foto: Arry Saputra/JPNN.com

jpnn.com, SURABAYA - Kasus menendang dan membuang sesajen di kawasan Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur, bisa diselesaikan secara kekeluargaan.

Pendapat itu dikatakan Pakar Sosiologi Universitas Airlangga Surabaya Prof Bagong Suyanto.

Dia mengatakan pelaku Hadfana Firdaus yang saat ini diamankan di Polda Jatim tidak berasal dari Lumajang sehingga tidak mengetahui adat istiadat setempat.

”Menurut saya memang tidak perlu memperpanjang masalah ini sampai ke ranah hukum. Kita bisa menyelesaikannya dengan cara kekeluargaan dan yang terpenting ketika pelaku sudah meminta maaf," ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Senin.

Kendati demikian, dosen di Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik tersebut tetap tak menyetujui tindakan yang dilakukan dengan cara membuang sesajen.

Terlebih, lanjut Prof Bagong, Indonesia adalah bangsa multikulturalisme sehingga setiap orang perlu menghargai perbedaan.

“HF (Hadfana Firdaus) kan orang luar daerah yang datang ke komunitas lokal (masyarakat Lumajang). Maka dia harus berempati dan belajar memahami perbedaan," kata Dekan FISIP Unair tersebut.

Dia juga menuturkan bahwa hal ini bisa menjadi pelajaran bersama agar mau mengenal dan memahami ritual dari agama serta kepercayaan lain.

Profesor Bagong Suyanto menilai penendang sesajen di kawasan Gunung Semeru tidak berasal dari Lumajang sehingga tidak mengetahui adat istiadat setempat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News