Profesor Ini Sebarkan 'Virus' Unas Jujur
“Buat apa jika mendapat nilai bagus, tapi kemudian berurusan dengan hukum. Kalau sampai terjadi, akan mencoreng citra sekolah dan dunia penduidikan pada umumnya,“ tegasnya.
Wuryadi juga mengapresiasi kebijakan pemerintah yang menyatakan unas tidak lagi menjadi penentu kelulusan. Namun demikian, untuk mendapatkan sistem pendidikan yang baik dan mencetak generasi bangsa yang bagus, kebijakan pemerintah saat ini terhadap sistem kelulusan siswa masih perlu dievaluasi.
“Di Eropa, penentu siswa layak lulus dan tidak lulus, adalah guru, bukan sekolah atau pemerintah. Sebab, guru lah yang mengetahui kualitas dan keseharian siswa ketika belajar di sekolah. Bukan kepala sekolah atau pemerintah,” terang anggota Dewan Pendidikan Jogjakarta ini.
Menurutnya, pendidikan tidak sekadar membentuk siswa men-jadi lebih cerdas. Ada kepentingan yang lebih besar di balik pendidikan, yaitu membentuk manusia yang percaya diri, jujur, peduli terhadap orang lain.
“Jadi, pendidikan itu tidak semata-mata nilai dan ilmu, tapi percaya diri dan pembentukan karakter anak,” jelasnya. (mar/jko/ong)
Jelang ujian nasional (Unas), Pemerhati Pendidikan DIJ Prof Wuryadi sebarkan 'virus' kejujuran. Virus yang dimaksud adalah...
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Pemkot Tangsel Pastikan Pembangunan SDN Ciputat 01 Sesuai Target
- Begini Cara Siswa Sekolah CH Membuktikan sebagai Agen Perubahan
- 5 Berita Terpopuler: Arogansi Oknum Pengusaha Surabaya Luntur, Aksi Suruh Siswa Menggonggong Berujung Borgol
- Pimpinan DPR Mendukung Rencana Sekolah Negeri-Swasta Gratis di Jakarta
- Pelindo Tingkatkan Kesadaran Lingkungan Siswa lewat 'TJSL Biodiversity Camp'
- PNM Dukung Generasi Muda Mengasah Kreativitas dan Bakat