Profesor Joki
Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Tentu perjokian ini tidak gratis.
Ada biaya besar yang harus dikeluarkan, termasuk uang untuk membayar joki yang menulis karya ilmiah, dan ada juga uang yang harus dibayar untuk membayar jurnal-jurnal abal-abal di luar negeri.
Uang juga dibutuhkan untuk menyogok makelar-makelar yang mengurus birokrasi yang rumit.
Peter Fleming, akademisi Amerika menerbitkan buku ‘’Dark Academia: How Universities Die’’.
Fleming mengungkap sejumlah fenomena yang menunjukkan bahwa tradisi intelektual kampus sudah mati, dan kampus hanya menjadi puing yang bahkan menara gadingnya pun sudah ambruk.
Di Amerika, kampus-kampus tidak obral gelar kehormatan kepada pejabat negara atau politisi.
Namun, perubahan kampus--yang sekarang menjadi perusahaan komersial--telah membunuh tradisi intelektual kampus yang selama ini dibanggakan.
Fleming menganggap kampus sudah mati dilindas oleh gelombang neoliberalisme yang menjadikan lembaga pendidikan tinggi sebagai mesin penghasil uang dari pada penghasil cendekiawan.
Perjokian guru besar menjadi bukti merosotnya etika akademik. Tentu perjokian ini tidak gratis.
- Di Hadapan Akademik UGM, Eddy PAN Ungkap Pentingnya Kebijakan Berbasis Data
- Universitas Bakrie Kukuhkan Prof. Dr. Siti Rohajawati Jadi Guru Besar di Bidang Knowledge Management
- BINUS University Kukuhkan 7 Guru Besar Sekaligus di Awal 2025
- Eddy Soeparno akan Bicara Urgensi Energi Terbarukan di Hadapan Dosen hingga Mahasiswa
- Kasus Hasto Harus Dijadikan Momen Hukum Tak Bisa Dipermainkan Penguasa
- Meresmikan Kantor Sekretariat Asosiasi Tenis Profesor, Nana Sudjana: ATP Harus Murup