Profesor Karomoney
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Senin, 22 Agustus 2022 – 17:24 WIB
Akan tetapi, sudah banyak dosen yang meninggal karena tekanan batin yang menyebabkannya mati jantungan.
Protes terhadap komersialisasi kampus yang berlebihan sudah banyak disuarakan.
Eksploitasi dan perbudakan yang berlebihan oleh jurnal internasional terakreditasi sudah sangat sering disuarakan.
Akan tetapi, praktik itu tetap berjalan tanpa ada perbaikan.
Gelar profesor menjadi gelar yang mentereng meskipun hanya sekadar sampiran.
Masyarakat tradisional feodal lebih mementingkan ‘ascription’, sebutan gelar, daripada ‘achievment’, prestasi pencapaian.
Ijazah masih lebih dipentingkan daripada keterampilan.
Orang juga senang bukan kepalang ketika disebut bos, meskipun yang menyebutnya seorang tukang parkir.
Kasus penangkapan Profesor Karomani menambah daftar suram dunia intelektualitas Indonesia.
BERITA TERKAIT
- Bank Indonesia & dibimbing.id Kolaborasi Melatih 300 Mahasiwa Mahir Digital Marketing
- Kerugian Negara Hanya Bisa Diperiksa BPK, Ahli: Menjerat Swasta di Kasus PT Timah Terlalu Dipaksakan
- Amplop Berlogo Rohidin Mersyah-Meriani Ikut Disita KPK, Alamak
- Aktivis Anti Korupsi Dukung Penuh Cabup-Cawabup Mimika JOEL
- Pengamat Hardjuno Soroti Langkah DPR Memasukkan RUU Tax Amnesty ke Prolegnas 2024
- Kasus SPPD Fiktif, Polda Riau Sita Rumah Diduga Milik Bang Uun