Profil Hariman Siregar Tokoh Malari, Sosok Pemberani Berjiwa Perlawanan
Setelah tamat SMP, Hariman masuk ke sekolah menegah atas (SMA). Dia dan Gurmilang menimba ilmu di SMA Negeri 3 Jakarta di Jalan Setia Budi, Jakarta Selatan.
Saat di SMA itulah Hariman mulai berpolitik. Pascaperistiwa G30S/PKI, Hariman kerap mengikuti berbagai demonstrasi Kesatuan Aksi Pemuda dan Pelajar Indonesia (KAPPI).
Gairah Hariman akan politik menjadi-jadi saat dia menjadi mahasiswa. Pada 1968, Hariman masuk ke Fakultas Kedokteran UI.
Namun, sebelumnya Hariman juga sempat mencicipi suasana Institut Teknologi Bandung (ITB). Di Kampus Ganesha itu, Hariman sudah menjalani mapram -akronim dari masa prabakti mahasiswa- selama dua hari.
Walakin, Hariman terpaksa kembali ke Jakarta karena panggilan dari ayahnya. Kalisati menginginkan putranya itu menjadi dokter.
Meski cuma dua hari di ITB, Hariman meninggalkan jejak yang tak terlupakan oleh kawan seangkatan maupun seniornya. Salah satu kawan serayon Hariman dalam mapram di ITB, Komarudin, menuturkan koleganya itu nyaris baku hantam saat perpeloncoan mahasiswa baru.
Komarudin menuturkan Hariman tiba-tiba mengucap ‘ITB berengsek’ yang langsung memicu amarah salah seorang seniornya. Hariman dianggap sok jago.
Musuh Hariman dalam pertikaian itu mengaku dari Komering, Sumatera Selatan. Hariman pun menimpali dengan menyatakan asal-usulnya.
Inilah profil Hariman Siregar tokoh Malari, sosok pemberani yang berjiwa perlawanan.
- Kisah Jenderal TNI Menolak Keris sebelum Malari
- Silatnas SMID-PRD jadi Ajang Lepas Kangen Para Aktivis
- Aktivis Ini Minta Agar Anak-Anak & Perempuan Tidak Dilibatkan dalam Situasi Politik
- Aktivis Ini Ajak Warga Jangan Tertipu Amplop di Pilkada Sumut, Lalu Singgung Keluarga Jokowi
- IACN Ungkap Kejanggalan Data Survei Indikator di Pilgub Malut
- Berdemonstrasi di Kedubes AS, Aktivis Tolak Campur Tangan Asing dalam PSN dan Urusan Papua