Profil Hariman Siregar Tokoh Malari, Sosok Pemberani Berjiwa Perlawanan

Profil Hariman Siregar Tokoh Malari, Sosok Pemberani Berjiwa Perlawanan
Hariman Siregar (berdasi) sebagai terdakwa peristiwa Malapetaka Lima Belas Januari (Malari) bersiap menjalani persidangan kedua atas perkara yang menjeratnya di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada 14 Agustus 1974. Foto: Antara Foto/IPPHOS/asf/Koz/1974.

Setelah tamat SMP, Hariman masuk ke sekolah menegah atas (SMA). Dia dan Gurmilang menimba ilmu di SMA Negeri 3 Jakarta di Jalan Setia Budi, Jakarta Selatan.

Saat di SMA itulah Hariman mulai berpolitik. Pascaperistiwa G30S/PKI, Hariman kerap mengikuti berbagai demonstrasi Kesatuan Aksi Pemuda dan Pelajar Indonesia (KAPPI).

Gairah Hariman akan politik menjadi-jadi saat dia menjadi mahasiswa. Pada 1968, Hariman masuk ke Fakultas Kedokteran UI.

Namun, sebelumnya Hariman juga sempat mencicipi suasana Institut Teknologi Bandung (ITB). Di Kampus Ganesha itu, Hariman sudah  menjalani mapram -akronim dari masa prabakti mahasiswa- selama dua hari.

Walakin, Hariman terpaksa kembali ke Jakarta karena panggilan dari ayahnya. Kalisati menginginkan putranya itu menjadi dokter.

Meski cuma dua hari di ITB, Hariman meninggalkan jejak yang tak terlupakan oleh kawan seangkatan maupun seniornya. Salah satu kawan serayon Hariman dalam mapram di ITB, Komarudin, menuturkan koleganya itu nyaris baku hantam saat perpeloncoan mahasiswa baru.

Komarudin menuturkan Hariman tiba-tiba mengucap ‘ITB berengsek’ yang langsung memicu amarah salah seorang seniornya. Hariman  dianggap sok jago.

Musuh Hariman dalam pertikaian itu mengaku dari Komering, Sumatera Selatan. Hariman pun menimpali dengan menyatakan asal-usulnya.

Inilah profil Hariman Siregar tokoh Malari, sosok pemberani yang berjiwa perlawanan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News