Profil Hariman Siregar Tokoh Malari, Sosok Pemberani Berjiwa Perlawanan

Profil Hariman Siregar Tokoh Malari, Sosok Pemberani Berjiwa Perlawanan
Hariman Siregar (berdasi) sebagai terdakwa peristiwa Malapetaka Lima Belas Januari (Malari) bersiap menjalani persidangan kedua atas perkara yang menjeratnya di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada 14 Agustus 1974. Foto: Antara Foto/IPPHOS/asf/Koz/1974.

Memang Hariman yang digolongkan nonpartisan tetap menonjol dalam jiwa kepemimpinan. Saat persaingan memperebutkan kursi ketua Dewan Mahasiswa UI, Hariman justru menang.

Pada 1973, Dema UI menggelar pemilihan untuk mencari ketua baru. Saat itu Hariman sudah kenal dekat dengan Ali Moertopo, salah satu tokoh militer yang juga asisten pribadi (aspri) Presiden Soeharto.

Saat proses pemilihan calon ketua Dewan Mahasiswa UI, Hariman bersaing dengan Ismeth Abdullah dari HMI. Hariman meraih 26 suara, sedangkan Ismeth memperoleh 24 suara.

Kemenangan Hariman membuat HMI kaget. Dia tak menampik kedekatannya dengan Ali Moertopo telah mengantarkannya ke kursi ketua Dewan Mahasiswa UI.

“Pendukung saya sebenarnya, ya, GMNI, PMKRI, GDUI, dan Pak Ali Moertopo,” ujar Hariman dalam Majalah Tempo edisi 48/XXI terbitan 25 Januari 1992.

Meski moncer di kampus, Hariman harus hidup dalam masa-masa penuh cobaan pasca-peristiwa Malari. Dia tidak hanya ditangkap, diadili, dan dipenjara, tetapi juga kehilangan orang-orangnya yang tercinta.

Ketika menjalani penahanan di RTM Budi Utomo, Hariman memperoleh kabar bahwa istrinya, Sriyanti, dalam kondisi mengkhawatirkan di Rumah Sakit St. Carolus, Jakarta Pusat. Saat itu Sriyanti dalam kondisi hamil tua.

Sriyanti melahirkan anak kembar. Namun, bayi kembar yang baru lahir itu kembali kepada Sang Khalik.

Inilah profil Hariman Siregar tokoh Malari, sosok pemberani yang berjiwa perlawanan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News