Profil Hariman Siregar Tokoh Malari, Sosok Pemberani Berjiwa Perlawanan
Pada 29 September 1974, Hariman kembali menerima cobaan. Kali ini ayahnya, Kalisati, meninggal dunia.
Sebelumnya, Kalisati masih menggantikan Hariman menunggui Sriyanti yang dirawat di rumah sakit karena dalam kondisi koma. Menurut Hariman, istrinya sudah kehilangan ingatan.
Kalisati yang sudah sepuh pun kelelahan. Di samping itu, dia juga memiliki penyakit.
Ayah Hariman dimakamkan pada 30 September 1974 saat Jakarta dipenuhi bendera setengah tiang peringatan G30S. “Namun, itu semua saya anggap saja untuk menghormati mendiang Ayah,” ujar Hariman.
Adapun ayah Sriyanti, Prof Sarbini, juga ditahan hingga 2 tahun lebih karena dianggap terlibat Malari. Meski demikian, tokoh sosialis yang juga guru besar Fakultas Ekonomi UI itu tidak diadili.
Hariman selalu mengenang masa-masa itu sebagai fase terkelam dalam hidupnya. “Kalau ingat masa itu, gue jengkel. Membicarakan ini rasanya tidak menyenangkan. Bayarannya tidak imbang. Semuanya sudah Habis,” ujarnya dalam Majalah MATRA edisi Agustus 1992. (jpnn.com)
Inilah profil Hariman Siregar tokoh Malari, sosok pemberani yang berjiwa perlawanan.
Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : JPNN.com
- Kisah Jenderal TNI Menolak Keris sebelum Malari
- Silatnas SMID-PRD jadi Ajang Lepas Kangen Para Aktivis
- Aktivis Ini Minta Agar Anak-Anak & Perempuan Tidak Dilibatkan dalam Situasi Politik
- Aktivis Ini Ajak Warga Jangan Tertipu Amplop di Pilkada Sumut, Lalu Singgung Keluarga Jokowi
- IACN Ungkap Kejanggalan Data Survei Indikator di Pilgub Malut
- Berdemonstrasi di Kedubes AS, Aktivis Tolak Campur Tangan Asing dalam PSN dan Urusan Papua