Profil Nico Harjanto: Makan Siang dengan Jokowi pada 2015
Setelah menyandang gelar sarjana S1 Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pada tahun 1996, Nico semakin mencintai dunia politik.
Nico langsung mengirimkan lamaran kerja ke sejumlah lembaga. Salah satunya lamaran sebagai seorang peneliti di lembaga Centre for Strategic and International Studies (CSIS). Berbekal kemampuannya menulis i, Nico Harjanto akhirnya diterima CSIS sebagai seorang peneliti.
Nico Harjanto memperoleh beasiswa dari CSIS untuk meneruskan pendidikan S2 ke Amerika Serikat dan lulus tahun 2003.
Nico Harjanto kembali memperoleh beasiswa dari CSIS untuk menyelesaikan studi S3 kembali ke Amerika Serikat dan berhasil diselesaikannya pada tahun 2010.
Setelah meraih ijazah S3, Nico Harjanto kembali meneruskan kiprahnya sebagai seorang peneliti di CSIS selama dua tahun, hingga tahun 2012, sebelum akhirnya bersama sejumlah rekan-rekannya, mendirikan lembaga riset sendiri bernama Populi Center.
Sebagai peneliti dan pengamat politik, Nico Harjanto tercatat cukup kritis terhadap berbagai kebijakan pemerintah. Analisanya cukup rasional, dan apa adanya.
Di bawah bendera Populi Center yang didirikannya, Nico Harjanto pernah mengkritisi sikap Presiden Jokowi pada saat penangkapan mantan pimpinan KPK Bambang Widjojanto tahun 2015 silam.
Nico juga pernah mengkritik kinerja sejumlah menteri Kabinet Kerja, salah satunya Menkumham Yasonna Laoly dalam menyikapi dualisme kepengurusan partai politik.
Berikut profil Nico Harjanto, pengamat atau peneliti politik yang akan masuk jajaran Kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin.
- Jokowi Undang Menteri-Menteri Makan Siang di Istana, Jadi Momen Perpisahan
- Menkominfo Budi Arie Sebut Tidak Ada Reshuffle Kabinet dalam Waktu Dekat
- Giliran Pak Muhadjir Tepis Isu Mundur dari Kabinet Jokowi
- Bahlil Tegaskan Tidak Ada Keretakan di Kabinet Jokowi
- Ganjar Ungkap Pesan soal Mundurnya Mahfud MD dari Kabinet Jokowi di Debat Capres
- Integritas Kabinet Jokowi Tercoreng Akibat Mundurnya Mahfud