Program BOS Dinilai Gagal
Pungli di Sekolah Masih Marak
Kamis, 21 Oktober 2010 – 19:06 WIB
JAKARTA --Koalisi Pendidikan menilai program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang dilancarkan Kementerian Pendidikan Nasional belum berhasil. Soalnya, meskipun ada BOS, orang tua siswa masih mengeluarkan duit banyak untuk menyekolahkan anaknya.
“Jumlah BOS yang dialokasikan tahun ini kecil. Hanya sekitar 30 persen dari total unit cost yang diperlukan siswa pendidikan dasar,” ungkap Jumono, dari Koalisi Pendidikan saat diskusi Setahun Mendiknas, di Wisma Kodel, Jakarta, Kamis (21/10).
Menurutnya, Mendiknas Muhammad Nuh selama ini selalu mengklaim bahwa program BOS telah berhasil. Padahal, jika jumlah BOS dikalkulasikan dengan kebutuhan biaya siswa, kekurangannya masih sangat banyak dan BOS belum mampu menghentikan pungutan sekolah kepada orang tua. “Kami banyak mendapat laporan orang tua siswa yang mengeluh karena pungutan sekolah,” ujar Jumono.
Berdasarkan hasil penelitian Balitbang Kemdiknas, kata dia, unit cost (kebutuhan biaya) untuk siswa SD mencapai Rp1,7 juta per siswa per tahun. Sementara, jumlah dana BOS yang dialokasikan Kemdiknas khusus untuk siswa hanya Rp400 ribu per siswa per tahun. Untuk unit cost tingkat SMP, Balitbang memperkirakan sebesar Rp2,7 juta per siswa per tahun. Tetapi jumlah dana BOS yang diberikan khusus untuk siswa cuma Rp575.000 per siswa per tahun.
JAKARTA --Koalisi Pendidikan menilai program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang dilancarkan Kementerian Pendidikan Nasional belum berhasil. Soalnya,
BERITA TERKAIT
- Bantu Siswa di Kaldera Toba, PGTS dan GO Buka Program Bimbel Persiapan Masuk PTN 2025
- Mitigasi Inklusif Kolaboratif Organisasi Jadi Model Ideal Hadapi Bencana Nonalam Pandemi
- Santri Disabilitas di Bandung Terima Beasiswa Pendidikan Khusus
- Kuliah Tamu di BINUS University, Dosen FISIP UPNVJ Bicara soal Netnografi
- Siap-siap! Sumbangsih Cup 2025 Segera Digelar, Dijamin Seru dan Meriah
- Unika Atma Jaya Resmikan School of Bioscience, Technology, and Innovation