Program CSA Bantu Petani di NTT Lebih Produktif
Rabu, 08 Juni 2022 – 19:27 WIB
Alhasil, air dari laut masuk ke daratan, padahal lahan pertanian ada lebih dari 70 persen berada di pesisir.
“Bisa kita bayangkan jika lahan pertanian bercampur, dengan air laut semua tanaman akan mati dan ini mengganggu sistem produksi kita,” tuturnya.
Akibat perubahan iklim ekstrem, terjadi serangan hama penyakit tanaman di mana-mana dan sehingga menyebabkan sistem produksi di sentra pangan dunia terganggu.
“Akhirnya negara-negara produsen melakukan retriksi sehingga negara-negara produsen tidak melakukan ekspor, khawatir Covid-19 tidak berhenti sehingga menyebabkan ketersediaan pangan di pasar nasional menurun,” ucap Dedi. (rhs/jpnn)
Sosialisasi CSA di NTT diharapkan mampu meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian.
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti
BERITA TERKAIT
- Dukung Ketahanan Pangan, IsDB & IFAD Kembangan Pertanian Dataran Tinggi
- IFAD Tinjau Program UPLAND di Garut Untuk Tingkatkan Produktivitas & Kesejahteraan Petani
- Survei LKPI: Elektabilitas Melki-Johni Kalahkan Dua Rivalnya
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Tingkatkan SDM Demi Membenahi Birokrasi, Agustiar-Edy Pemimpin Paling Prorakyat
- Pupuk Indonesia Percepat Penebusan Pupuk Subsidi di Wonogiri untuk Dukung Musim Tanam