Program Jakarta Bersyariat, Apa Reaksi Warga?
jpnn.com, JAKARTA - Perdebatan soal kontrak politik penerapan nilai-nilai syariat Islam yang disebut-sebut bakal dijalankan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno jika terpilih di Pilkada DKI Jakarta mendapat respons beragam dari warga ibu kota.
Banyak warga yang mengungkapkan ketidaksetujuan terhadap kontrak politik Jakarta Bersyariat ini.
Farhan Wibiandra (20), warga Setiabudi, merupakan salah satu yang tidak setuju program itu.
Mahasiswa di salah satu universitas swasta di Jakarta ini juga menyesalkan adanya kontrak politik yang terkesan mengedepankan golongan tertentu itu.
“Orang Jakarta ini berasal dari berbagai macam kalangan. Sangat tidak cocok jika diterapkan peraturan syariat seperti itu,” kata Farhan, yang ditemui di bilangan Jalan Saharjo, Jakarta Selatan, Kamis (23/3).
Kekhawatiran juga muncul karena konsep Jakarta Syariat dianggap bertentangan dengan dasar negara, yakni Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.
Michelle (40), karyawan swasta, menganggap penerapan kebijakan Jakarta Bersyariat cenderung akan berdampak negatif ke seluruh Indonesia.
“Jakarta ini kan barometer Indonesia. Kebijakan semacam itu akan membuat gejolak di seluruh Indonesia yang masyarakatnya majemuk,” ujar pria yang mengaku tinggal di daerah Bukit Duri, Jakarta Selatan, ini.
Perdebatan soal kontrak politik penerapan nilai-nilai syariat Islam yang disebut-sebut bakal dijalankan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno jika terpilih
- Di Debat Kedua, RK-Suswono Janjikan Sekolah Negeri dan Swasta Gratis di Jakarta
- Di Bawah Komando H. Odink, Tokoh Multi Etnik di Jakarta Siap Menangkan RIDO
- Selama Pilkada Jakarta, Pramono tak mau Ubah Panggilan dari Mas ke Bang
- KPU DKI Jakarta Rilis Dana Kampanye 3 Paslon, RK Paling Besar, Dharma Terkecil
- Dapat Nomor 1, Ridwan Kamil: Dulu di Jabar Juga Nomor 1, Alhamdulillah Menang
- Nomor Urut Pilgub Jakarta: RK-Suswono Nomor Urut 1, Dharma-Kun 2, Pramono-Rano 3