Program Khatam Alquran di Rutan Salemba Mengajak Napi ke Jalan yang Benar
Dengan animo warga binaan untuk ikut begitu besar, sementara fasilitas terbatas, membuat seleksi menjadi keharusan.
“Kami melalui Tim Pengamat Pemasyarakatan (TPP ) yang menyeleksi melihat bagaimana tingkat kemampuan dan kemauan calon santri,” kata Masjuno.
Tetapi menurut dia, para peminat yang tak lolos karena kurangnya kemampuan membaca tidak lantas terpinggirkan.
“Kami fasilitasi. Kalau kami menemukan ada yang bahkan buta aksara Alquran tetapi menunjukkan minat dan kemauan yang besar, kami buatkan kelas khusus. Mungkin juga dengan melibatkan teman-teman mereka sesama warga binaan untuk mengajari,” kata Kepala Rutan Salemba itu.
BACA JUGA : Vanessa Angel: Pagi Mas, Jangan Lupa Salat Jumat ya Mas
Masjuno juga tak ingin berprasangka buruk tentang besarnya minat warga binaan untuk menjadi santri demi mencari kegiatan di tengah kekosongan aktivitas.
“Kalau pun mereka berpura-pura, tak masalah. Berpura-pura ke masjid bagi preman itu berat. Berpura-pura salat pun bagi preman itu berat. Bolehlah mulai dari kepura-puraan, kalau terus dilakukan, kami berharap itu jadi kebiasaan,” sambungnya.
Sementara itu, menurut Kepala Seksi Pelayanan Tahanan Rutan Salemba Pance Daniel, santri yang lulus tahun ini sedikit berkurang dari rata-rata setiap tahun.
Program Khatam Alquran di Rutan Salemba bisa meningkatkan kapasitas sumber daya manusia para santri yang merupakan warga binaan.
- Daarut Tarmizi Rayakan Khatam Al-Qur’an 30 Juz dan Sertifikasi Guru Tahfizh
- Ini Identitas 7 Tahanan Kabur dari Rutan Salemba
- Dari 442 Warga Binaan Rutan Tanjungpinang, 162 Orang Masuk DPT Pilkada di Kepri
- Rutan Pekalongan Gencarkan Tes Urine ke Warga Binaan
- Sahabat Ungkap Rutinitas Ammar Zoni di Rutan Salemba
- Kondisi Terkini Ammar Zoni di Rutan Salemba, Masih Tetap Ganteng