Program Makmur PKT Dorong Pemberdayaan Petani
Pada kesempatan yang sama seorang petani semangka milenial di Jember bernama Iqbal Abipraya menyampaikan pemupukan berimbang yang diterapkan dapat memberikan keuntungan karena hasilnya yang baik dan tetap hemat biaya.
Menurutnya, pemupukan berimbang yang diterapkan mampu menghasilkan panen melimpah.
“Saat panen pertama, saya melihat hasil yang jauh berbeda dibanding menggunakan pupuk lainnya. Karena sifat NPK Pelangi sebagai pupuk majemuk slow release, ketersediaan pupuk dalam tanah selalu ada dan sangat bagus untuk pertumbuhan daun, batang dan buah tanaman, sehingga buah semangka pun lebih besar," ujar Iqbal.
Iqbal mengaku untuk satu kali masa tanam, bisa panen rata-rata antara 35-40 ton per hektare dari sebelumnya maksimal 30 ton per hektare.
Sebagai langkah dari pemupukan berimbang, Iqbal mencontohkan pemakaian pupuk yang ia terapkan diluar pakem yang ada, misalnya pemakaian pupuk NPK yang biasanya 10 hari setelah tanam tetapi olehnya pemakaian pupuk NPK justru diawali sebagai pupuk dasar.
"Pupuk NPK Pelangi itu saya buat jadi pupuk dasar setelah saya campur dengan eco farm untuk penanaman awal. Jadi, ke depannya petani tidak perlu beri pupuk lagi, cukup sekali aja. Karena NPK Pelangi ini sifatnya mampu bertahan lama di dalam tanah," kata Iqbal. (mcr28/jpnn)
Staf SVP Tranformasi Bisnis PT Pupuk Kalimantan Timur atau Pupuk Kaltim (PKT) Yusva Sulistyo mengatakan petani Indonesia dihadapkan oleh sejumlah tantangan.
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Wenti Ayu Apsari
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Pupuk Indonesia Percepat Penebusan Pupuk Subsidi di Wonogiri untuk Dukung Musim Tanam
- Pupuk Indonesia dan Wapres Ajak Petani Tebus Pupuk Bersubsidi di Kegiatan Rembuk Tani
- Sambut Musim Tanam, Pupuk Indonesia Gelar Rembuk Tani
- Bertambah Lagi, Desa Energi Berdikari Pertamina Hadir di Indramayu
- Bagaimana Cara Daftar Brigade Swasembada Pangan? Ini Penjelasan Kepala BPPSDMP Kementan