Program MRT Jokowi Harus Didukung
Sabtu, 18 Mei 2013 – 04:35 WIB
"Jika rute transportasi banyak. Juga setiap 15 menit ada, ya mendingan naik angkutan umum daripada capek nyetir, belum lagi bahan bakar minyak (BBM) yang mahal, atau misalnya harus bayar gaji supir," katanya.
Untuk membatasi lonjakan kendaraan yang tak sebanding dengan pengembangan ruas jalan, Alumnus Program Pasca Sarjana Faculty of Arts University of Western Australia (UWA) juga menyarankan agar menaikkan harga pajak kendaran bermotor. Langkah ini dianggap tepat karena tak sembarang orang yang akan bisa memiliki kendaraan.
Terakhir kata dia penambahan ruas jalan agar tak terjadi penumpukan kendaraan dalam satu jalur. Juga termasuk kata Rommy menambah akses bagi pengguna sepeda (bicycle path) dan jalur untuk pejalan kaki (pedestrian path).
"Jika ada jalur yang aman bagi kedua kelompok ini maka ini bisa jadi pengguna sepeda dan pejalan kaki akan bertambah, yang dampaknya juga bisa baik untuk mengurangi polusi udara di Jakarta," pungkasnya. (awa/jpnn)
JAKARTA - Persoalan kemacetan di Jakarta memang menjadi masalah krusial yang sulit dipecahkan. Namun, program Mass Rapid Transit (MRT) ala Gubernur
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Gerakan Guna Ulang Jakarta, Edukasi Mengurangi Pemakaian Plastik Sekali Pakai
- Fasilitas Makin Lengkap, Triboon Hub Tambah 2 Resto Baru di Jakarta
- Durasi Pemadaman Lampu Program Earth Hour Terlalu Singkat
- Di Tengah Sosialisasi Tupoksi kepada Warga, MKD DPR RI Singgung Pelat Nomor Khusus
- Tjahjo Kumolo Meninggal Dunia, Warga Bekasi Diminta Kibarkan Bendera Setengah Tiang
- Anies Bangun Kampung Gembira Gembrong dengan Dana Rp 7,8 Miliar dari Infak Salat Id di JIS