Program Pinjaman Pendidikan Jangan Gagal Lagi
jpnn.com, JAKARTA - Kemenristekdikti langsung bergerak menyikapi harapan Presiden Jokowi agar perbankan membuka layanan pinjaman pendidikan (student loan).
Bahkan sejumlah perbankan mulai menjalin komunikasi dengan Kemenristekdikti untuk menerapkannya.
Dirjen Sumber Daya Iptek-Dikti (SDID) Kemenristekdikti Ali Ghufron Mukti mengatakan program pinjaman untuk pendidikan, khususnya bagi para mahasiswa, sebenarnya bukan hal baru.
Pada era 1980 sampai 1990 dahulu, sudah pernah ada program pinjaman student loan. Tapi dalam perkembangannya program student loan saat itu lenyap.
"Masalahnya banyak (peminjam, red) yang tidak mengembalikan (uang pinjaman, red," kata guru besar UGM itu seperti diberitakan Jawa Pos.
Supaya kejadian seperti itu tidak terulang kembali, program student loan harus dikaji dengan matang. Sehingga bisa menekan potensi ada kreditur yang tidak mengembalikan uang pinjamannya.
Ghufron mengatakan setelah Presiden Jokowi menyampaikan gagasan adanya student loan, sejumlah perbankan mulai jalin komunikasi dengan Kemenristekdikti.
Pada intinya Kemenristekdikti berupaya mengakomodasi arahan presiden tersebut. Bahkan Kemenristekdikti sudah memiliki kajian terkait potensi serapan kerja untuk bidang-bidang kuliah tertentu.
Program pinjaman pendidikan atau student loan sebelumnya pernah diterapkan namun gagal.
- Bank DKI Hadirkan Kemudahan Pinjaman Biaya Pendidikan untuk Mahasiswa Gunadarma
- Praktisi Sebut Pinjaman Pendidikan Berbentuk Fintech Punya Manfaat Besar
- Pemerataan Pendidikan Indonesia lewat Program di Edufund
- Pinjaman Pendidikan Harus Disalurkan Selektif
- Pemerintah Siapkan Skema Subsidi Bunga Pinjaman Mahasiswa
- Segera Digarap Ide Jokowi soal Kredit Pendidikan