Program RPL Desa Telah Diadopsi di Beberapa Daerah

Dari evaluasi awal diketahui jika capaian prestasi akademik peserta RPL Desa tergolong memuaskan.
“Selain itu, para peserta RPL Desa juga memberikan kontribusi nyata dengan semakin berkualitasnya rencana dan evaluasi program pembangunan desa masing-masing,” katanya.
Mantan Ketua DPRD Jawa Timur mengatakan Program RPL Desa ini juga memberikan kontribusi terhadap upaya meningkatkan akses pendidikan tinggi bagi warga desa.
Menurut Gus Halim, saat ini angka partisipasi kasar (APK) pendidikan tinggi relatif rendah. Pada 2022 saja, angkanya masih di kisaran 39,37 persen.
“Angka ini masih ketinggalan jika dibandingkan dengan APK Pendidikan Singapura yang mencapai 91 persen, Thailand di angka 49 persen, dan Malaysia di angka 43 persen,” sebutnya.
Gus Halim mengatakan jika Program RPL Desa diadopsi di banyak daerah maka akan membantu meningkatkan APK pendidikan tinggi di tanah air.
Banyak pula perangkat desa dan aktivis desa yang sebelumnya hanya mengenyam pendidikan di level menengah atas untuk berkesempatan menikmati pendidikan tinggi.
“APK pendidikan tinggi di Indonesia memang cukup rendah, karena mayoritas masyarakat tidak mempunyai kesempatan melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi," ungkap Gus Halim.
Program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) Desa memastikan peningkatan kualitas perangkat desa dan meningkatkan jumlah sarjana desa.
- Mendes Yandri Berkolaborasi dengan PP Muhammadiyah Kuatkan Ekonomi dan Dakwah di Desa
- Kemendes Dorong Ketahanan Pangan dan Wisata Desa di Pandeglang
- Iwan Soelasno: Kades Jangan Risau, Desa Punya 6 Sumber Pendapatan
- Mendes Yandri: Insyaallah Swasembada Pangan Segera Terwujud Jika Ada Kolaborasi
- Kemenekraf dan Kemendes PDT Kolaborasi Kembangkan Ekonomi Kreatif di Pelosok Desa
- Mendes Yandri Jajaki Peluang Kerja Sama Bangun 2 Juta Rumah di Desa & Kawasan Pesisir