Program Vaksinasi di Australia Berjalan Tersendat, Ancaman Serius Bagi Warganya

Sekretaris Departemen Kesehatan yang juga pernah menjadi Kepala Bidang Medis Australia, Brendan Murphy mengatakan vaksin yang bisa dibuat lokal akan membuat pasokan terjamin.
"Kita adalah satu dari beberapa negara di dunia yang bisa membuat vaksin, dan kita sudah melihat sekarang, satu-satunya vaksin yang tersedia luas adalah yang kita buat secara lokal di sini," kata Professor Murphy.
Namun beberapa bulan setelah membeli vaksin, kedua vaksin tersebut mengalami masalah.
AstraZeneca melaporkan data dari dua uji coba berbeda, di mana para relawan sebenarnya hanya diberi dosis setengah dari seharusnya. yang harus menjadi "peringatan ringan" menurut pakar kesehatan Dr Norman Swan.
Uji coba di University of Queensland juga bermasalah. Uji coba lanjutan dihentikan ketika beberapa relawan mendapat hasil salah yang dinyatakan positif terkena HIV.
Dengan itu, satu-satunya vaksin yang diandalkan Australia hanyalah AstraZeneca.
"Kami berjudi dengan beberapa opsi, dan tidak semuanya berhasil. Sebagian karena kurang beruntung saja. Sekarang semakin banyak kita memesan, semakin banyak juga kerugian yang kita dapatkan," kata Jane.
Menteri Kesehatan Australia, Greg Hunt mengatakan pemesanan vaksin sepenuhnya tergantung pada petunjuk kesehatan yang diterima Pemerintah Australia.
Inilah temuan penyelidikan program Four Corners dari ABC: vaksinasi di Australia berjalan lambat dan berpotensi merusak kepercayaan dari warganya sendiri
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia