Program Vaksinasi di Australia Berjalan Tersendat, Ancaman Serius Bagi Warganya

"Kami menduga risiko orang muda mendapat kasus penggumpalan darah adalah sekitar 2-4 kasus per 100 ribu orang," katanya.
"Itu sebenarnya risiko yang kecil, namun untuk keseluruhan kami melihat dampak negatifnya lebih besar dari manfaatnya."
Tanggal 8 April keluar petunjuk kesehatan baru jika vaksin Pfizer menjadi vaksin utama bagi mereka yang berusia di bawah 50 tahun di Australia.
Keraguan akan vaksin
Masalah dengan vaksin AstraZeneca kemudian merambat menjadi kekhawatiran akan keamanan vaksin.
Peneliti dari Australian National University (ANU) bulan ini menyimpulkan meski keinginan untuk mendapatkan vaksin "yang aman dan efektif" masih tinggi, 8 dari 10 warga Australia khawatir dengan efek samping vaksinasi.
Profesor Murphy mengatakan keraguan akan vaksin memiliki dampak besar.
"Kami berharap di tahapan sekarang ini sudah lebih banyak lagi orang yang divaksinasi, karena sudah ada lima ribu klinik yang melakukan vaksinasi, dan kami sudah mengirimkan vaksin melebihi jumlah permintaan, namun sekarang agak melandai, bukannya meningkat."
Namun menurut Profesor Murphy, media-lah yang menjadi sebab apa yang terjadi sekarang ini.
Inilah temuan penyelidikan program Four Corners dari ABC: vaksinasi di Australia berjalan lambat dan berpotensi merusak kepercayaan dari warganya sendiri
- 'Nangis Senangis-nangisnya': Pengalaman Bernyanyi di Depan Paus Fransiskus
- Perjalanan Jorge Mario Bergoglio Menjadi Paus Fransiskus
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia