Propinsi Tapanuli: Gugat Mindset Kolonial
Jumat, 13 Februari 2009 – 18:34 WIB
Cara ini secara persuasi akan memutus ketergantungan kepada importir di luar negeri. Dengan mengekspor barang jadi, posisi bargaining produk industri hilir kita semakin tinggi. Kita menjadi pengendali harga pasar, dan bukan dikendalikan, seperti selama ini.
Mungkin, inilah yang disebut dengan economic geography. Tapi tidak dalam gambaran Paul Krugman tentang konsentrasi populasi dan bisnis umum Los Angelos, atau jenis bisnis tertentu di Silicon Valley, Amerika Serikat. Tetapi bertebar, di berbagai kabupaten di Indonesia sesuai potensi dan kelayakan bisnisnya.
Peta multi pusat pertumbuhan di berbagai daerah di luar ibukota propinsi itu tentu saja harus menyiapkan suasana yang memungkinkan increasing returns bagi pebisnis. Misalnya, tersedianya infrastruktur memadai, sehingga ongkos transport menjadi efisien. Jaringan jalan tol mestilah dibangun seperti jaringan jalan tol di Jawa.
Inilah yang mendorong urbanisasi ke multi pusat pertumbuhan yang tak hanya terkonsentrasi di kota propinsi. Urbanisasi yang menyebar akan mendorong penyebaran pertumbuhan yang diikuti oleh penampungan tenaga kerja dan penanggulangan kemiskinan yang menyebar pula.