Proposal Gas Masela Pola LNG Terapung Dinilai Beresiko Tinggi
jpnn.com - JAKARTA - Proposal yang diajukan oleh InPex dan Shell agar pemerintah menyetujui pengembangan proyek Lapangan Gas Abadi Masela dengan pola LNG terapung di Maluku jelas tidak adil karena seolah-olah tidak ada pilihan yang lebih baik.
Padahal menurut anggota Tim Forum Tujuh Tiga (Fortuga) ITB, Al Hilal Hamdi, selain berbiaya tinggi, pola LNG terapung menghadapi dua resiko yakni kestabilan operasi karena goyangan kapal dan keselamatan operasi disebabkan peralatan yang berdekatan satu sama lain.
"Kami mempelajari proposal tersebut lebih kepada pemaksaan terhadap Pemerintah RI untuk mengeksekusi pengembangan proyek Lapangan Gas Abadi Masela dengan pola LNG Terapung. Usulan ini jelas tidak fair, seolah-olah tak ada pilihan yang lebih baik," kata Al Hilal Hamdi, saat konferensi pers, di dampingi antara lain mantan CEO Chevron Indonesia Suwito Anggoro dan mantan Dirut LNG Bontang Fathor Rahman, di Jakarta.
Dia akui, proyek pencairan gas alam Masela Terapung dengan kapasitas 7,5 juta ton per tahun akan menjadi yang pertama di dunia. Namun, proyek ini sangat tinggi resikonya. "Jadi, Indonesia hanya menjadi kelinci percobaan. Sedangkan berapapun besarnya investasi yang ditanam akan dibayar selama puluhan tahun oleh anak cucu kita melalui skema cost recovery," ujar Hamdi.
Oleh karena itu lanjut Menakertrans era Presiden Abdurrahman Wahid ini, didorong oleh keprihatinan mendalam dan didasarkan pada pengetahuan, pengalaman serta keahlian di bidang energi dan pengembangan masyarakat, maka Tim Fortuga ITB mengusulkan pilihan terbaik pembangunan proyek pencarian gas alam abadi Masela harus di darat.
"Kami sudah melakukan berbagai penelitian, kajian dan perhitungan ulang dengan membandingkan beberapa proyek pengembangan migas di darat dan laut dalam seperti di Gulf of Mexico, North Sea, Afrika, Eropa (Medgaz Pipeline), Rusia - Turki (pipa gas Laut Hitam), Australia dan untuk Indonesia yang ideal adalah pencairan gas alam Abadi Masela harus di darat," ungkapnya.
Dia membeberkan beberapa fakta dan kesimpulan perhitungan dan catatan penting yang mendukung kesimpulan Tim Fortuga ITB terhadap kajian konsultan yang tak pernah dipublikasikan, bahwa pembangunan jalur pipa laut ke darat melalui palung Selaru-Tanimbar secara teknis dan kontruksi adalah aman dan layak.
"Biaya investasi (CAPEX) proyek LNG Abadi Masela di darat sebesar USD 16 miliar, sedang bila dibangun bangun terapung akan mencapai USD 22 miliar," tegasnya.
JAKARTA - Proposal yang diajukan oleh InPex dan Shell agar pemerintah menyetujui pengembangan proyek Lapangan Gas Abadi Masela dengan pola LNG terapung
- InterSystems jadi Solusi Data Terintegrasi & GenAI untuk Institusi Kesehatan Indonesia
- BRI Life & BRI Research Institute Realisasikan Komitmen Membantu UMKM
- Konsistensi Menghadirkan Inovasi, Bank Raya Raih BUMN Award 2024
- Prabowo Bentuk Satgas Hilirisasi dan Ketahanan Energi, Bahlil Ditunjuk Jadi Ketua
- Bea Cukai Tegaskan Dukung Perluasan Kawasan Industri PT Alliance di KEK Sei Mangkei
- Resmikan Hanggar Kawasan Berikat PT DSI, Ini Harapan Kepala Bea Cukai Morowali