Proses Naturalisasi Pemain Cukup Panjang, Begini Harapan PSSI
jpnn.com, JAKARTA - PSSI mengakui proses naturalisasi pemain dari warga negara asing menjadi WNI butuh waktu yang panjang. Hal ini dikarenakan perlu kehati-hatian dan dukungan dari pemerintah untuk bisa mempercepat proses tersebut.
"PSSI dan pihak pemerintah dalam hal ini Kemenpora tidak ingin melakukan naturalisasi dengan serampangan. Naturalisasi yang pernah dilakukan dulu menjadi pembelajaran bagi PSSI untuk bertindak hati-hati," kata Sekjen PSSI Yunus Nusi, Rabu (9/2).
Sebab, kata dia, proses yang panjang dan hati-hati itu, PSSI hanya memilih pemain yang masuk dalam skema kebutuhan pelatih, dalam hal ini Shin Tae Yong.
Dia yakin pelatih asal Korea Selatan tersebut sudah memiliki nama pemain naturalisasi yang dipantau performanya.
"Coach Shin Tae Yong sudah tahu dan melihat siapa-siapa yang harus dinaturalisasi. Calon pemain naturalisasi itu harus bisa menutup kelemahan yang ada di timnas Indonesia," tegasnya.
Lantas, berapa lama proses yang dibutuhkan untuk menaturalisasi pemain? Yunus menyebut ada proses administrasi yang panjang. Mulai dari terbitnya rekomendasi dari Kemenpora, lanjut dibahas di DPR, dan kemudian Kemenkumham melakukan legalisasi menjadi WNI setelah disetujui oleh Presiden RI Joko Widodo.
"Jadi, memang prosesnya panjang. Kita tidak bisa menargetkan selesai misalnya lima sampai enam bulan. Yang jelas, kami ikuti prosesnya. Kalau bisa cepat tentu kami bersyukur," tandas Yunus.(dkk/jpnn)
PSSI berhati-hati dalam melakukan proses naturalisasi pemain keturunan yang kini merumput di luar negeri
Redaktur : Friederich
Reporter : Muhammad Amjad
- Piala AFF 2024: Timnas Indonesia Gagal Penuhi Target, PSSI Evaluasi Shin Tae Yong?
- Tanpa Pemain Diaspora PSSI, Shin Tae Yong Hanya Pelatih Biasa
- Ternyata Ini Target PSSI untuk Timnas Indonesia di Piala AFF 2024
- Kementerian PU Dorong Pengelolaan Stadion Berstandar Tinggi
- Pesan Tegas Erick Thohir untuk Shin Tae Yong: Jangan Banyak Mengeluh, Fokus di Program
- Timnas Indonesia Gagal Mengalahkan Laos, Erick Thohir tidak Puas