Proses Seleksi Calon Praja IPDN Mendapat Sorotan
jpnn.com, MIMIKA - Proses seleksi calon praja IPDN (Institut Pemerintahan Dalam Neger) di Kabupaten Mimika, Papua, disorot tokoh intelektual Suku Kamoro DR Leonardus Tumuka.
Menurutnya, proses seleksi calon praja di wilayah itu terkesan tertutup sehingga tidak ada putra-putri Suku Amungme dan Kamoro yang mendaftar.
"Kami sangat menyayangkan tidak ada satupun anak-anak asli Suku Amungme dan Kamoro yang lolos seleksi calon praja IPDN. Kapan proses seleksinya, bagaimana tahapannya, kelihatan tertutup sekali, tiba-tiba sudah ada nama yang dinyatakan lolos. Informasinya sudah tersebar di berbagai media sosial," kata Leonardus di Timika, Minggu (28/6).
Leonardus yang kini bekerja di PT Freeport Indonesia dan menjadi staf pengajar STIE Jambatan Bulan Timika itu mengatakan seharusnya proses seleksi calon praja IPDN dipublikasikan secara meluas untuk memberikan kesempatan kepada siapa saja, termasuk putra-putri Suku Amungme dan Kamoro termasuk tamatan SLTA yang lain untuk mengikuti proses seleksi.
Namun proses seperti itu, katanya, sama sekali tidak dilakukan oleh instansi yang menangani rekrutmen calon praja IPDN di lingkungan Pemkab Mimika.
"Perlu ada sebuah sistem informasi yang lebih terbuka yang memungkinkan semua orang bisa mengakses informasi itu. Sekarang bukan lagi zaman tertutup tetapi zaman sudah terbuka. Kami tidak melihat ada informasi yang disampaikan secara meluas oleh Pemkab Mimika tentang adanya proses seleksi dan tahapan rekrutmen calon praja IPDN ini," kata putra asli Suku Kamoro yang menyelesaikan pendidikan doktoralnya pada University of the Philipines Los Banos, Filipina, tahun 2015 pada bidang Community Development itu.
Menurut Leonardus, sejumlah kelompok pemuda dan organisasi intelektual Suku Amungme dan Kamoro serta lembaga adat dari kedua suku itu akan mendatangi Kantor Bupati Mimika pada Senin (29/6) untuk menyakan kebijakan rekrutmen calon praja IPDN yang terkesan tidak transparan tersebut.
"Kami akan datang ke kantor bupati Mimika untuk bertemu dengan pejabat yang mengurus barang itu. Kami mau minta klarifikasi mengapa proses ini serba tertutup sehingga tidak ada satupun anak-anak Amungme dan Kamoro yang lolos. Kami akan mengambil langkah yang lebih keras lagi jika praktik-praktik semacam ini masih terus dipelihara di Kabupaten Mimika. Apa gunanya Kabupaten Mimika ada di daerah kami sementara anak-anak asli tidak mendapatkan akses dan kesempatan sama sekali untuk bisa berkembang," ujarnya.
Proses seleksi calon praja IPDN (Institut Pemerintahan Dalam Negeri) mendapat sorotan tokoh intelektual Suku Kamoro DR Leonardus Tumuka.
- Korupsi Berjamaah PON Papua, Ini Tanggapan Komnas HAM dan Himpunan Mahasiswa
- Kacau, Kantor Media di Papua Dilempar Molotov, Komnas HAM Ambil Sikap Begini
- Polisi yang Dibacok Dievakuasi ke Jayapura, Kombes Benny: Luka Korban Sangat Parah
- Akademisi Papua Apresiasi Pengungkapan Kasus Korupsi PON XX
- Kejati Papua Sita Uang Rp 3 Miliar Terkait Korupsi PON XX
- Penyuplai Amunisi Bagi KKB Tertangkap, Pelaku Berusia 80 Tahun