Prosesi Pernikahan Dua Budaya Putra Hatta Rajasa dan Cucu Mooryati Soedibyo

Air Siraman dari Tujuh Mata Air, Mempelai Pria Naik Kuda Dikawal 30 Prajurit Keraton

Prosesi Pernikahan Dua Budaya Putra Hatta Rajasa dan Cucu Mooryati Soedibyo
Foto : Abror Rizki/RUMGAPRES

Pada malam ini calon pengantin pria bersama keluarga datang ke rumah calon pengantin wanita membawa seserahan. Oleh keluarga calon pengantin wanita, seserahan dibalas dengan kancing gelung berupa keris. Keris inilah yang dipakai pengantin pria saat upacara pernikahan. Keris ini terbuat dari emas 22 karat yang konon berusia ratusan tahun.

Sebelum calon pengantin pria dan keluarga pulang, ayah calon pengantin wanita memberikan seperangkat kancing gelung (keris pusaka) dan seserahan. Salah satunya berisi pakaian yang akan digunakan calon pengantin pria pada upacara panggih. Selanjutnya, ibu calon pengantin wanita memberikan angsul-angsul (balasan serah-serahan) yang berisi pakaian resmi, aksesoris, pakaian untuk ibadah, alat ibadah, dan makanan untuk calon pengantin pria.

Setelah pengantin bersanding di pelaminan dan sungkem kepada orang tua serta pemakaian cincin kawin, disuguhkan tarian serimpi gondokusumo yang dibawakan empat penari. Tarian ini merupakan warisan adat keraton yang melambangkan penyambutan tamu-tamu agung dengan durasi 12 menit.

Pernikahan dengan adat keraton lengkap seperti itu memang langka dilakukan di ibu kota Jakarta. "Kami hanya ingin menampilkan budaya yang adiluhung dari para leluhur kami," kata KPH Adp Padmo Kusumo. (jpnn/nw)

Dua tokoh berbeda latar belakang budaya besanan. Tokoh asal Palembang, Hatta Rajasa, menikahkan putra sulungnya, Reza Ihsan Rajasa, dengan Oktiniwati


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News