Protein Alternatif Yang Makin Digemari Bisa Ancam Industri Daging

Menurut sebuah laporan internasional, konsumsi makanan seperti buncis giling yang menyerupai daging, serangga dan daging olahan laboratorium, belakangan ini, terus meningkat dan menantang industri daging konvensional.
Laporan yang diterbitkan oleh pakar agribisnis Rabobank memeringatkan industri daging Australia tidak boleh berpuas diri, mengingat preferensi konsumen yang berubah mendorong pertumbuhan industri protein alternatif.
Lonjakan industri protein alternatif
Kepala penelitian Rabobank di Australia dan Selandia Baru, Tim Hunt, mengatakan bahwa para peternak dan perusahaan makanan harus memperhatikan perkembangan ini dengan seksama.
"Ada berbagai faktor tarik ulur yang mendorong orang tak terlalu menerapkan gaya hidup vegetarian, namun mereka lebih ke pemakan daging yang ingin mengurangi konsumsi daging karena berbagai alasan atau mencoba sesuatu yang berbeda," kata Hunt.
Industri protein alternatif terkuat berada di Eropa dan diprediksi tumbuh 8 persen per tahun selama lima tahun ke depan, mengambil sepertiga dari semua pertumbuhan di pasar.
Hunt mengatakan, sementara pasar Australia mungkin sedikit lebih lambat untuk mengatasi kegemaran baru ini, penting bagi industri daging lokal untuk belajar dari pasar luar negeri.
"Tren ini memiliki kebiasaan untuk menemukan jalan mereka ke pasar kami dan akan sia-sia untuk tidak belajar dari pelajaran mereka."
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya
- Benci Tapi Rindu Asing: Tradisi Lama Warisan Orde Baru?
- Benci Tapi Rindu Asing: Tradisi Lama Warisan Orde Baru?