Protes Omicron
Oleh: Dahlan Iskan
Di era Omicron ini lebih banyak lagi di keluarga karyawan itu yang kena Covid: seisi rumah, enam orang. Istrinya kena, mertua laki-laki kena, keponakan kena, si bayi yang tahun lalu masih dalam kandungan itu juga kena. Hanya mertua perempuan, yang setahun lalu terkena Covid, kali ini tidak kena.
Kemarin, enam orang itu sudah sembuh semua. "Kami demam hanya sehari saja," katanya. "Suhu badan 38 derajat," tambahnya.
Saat merasa demam itu, ia mengirim pesan ke dokter. Minta obat. Setelah ditanya segala macam gejala, dokter memberi tiga jenis obat: penurun panas, antibiotik, dan obat batuk. Keesokan harinya reda. Tinggal tunggu negatif.
Lain lagi dengan "distributor" Disway dari Indramayu ini: Iif Turiah.
Dia ini pembaca yang sangat rajin share Disway. Dia juga protes, kemarin. Mengapa? "Saya juga kena Covid lagi," katanyi.
Tahun lalu, saat pertama kena Covid, dia merasa hampir mati. Sesak, nyeri, demam. Jadi satu.
Dia bertahan tidak masuk RS karena satu hal: tidak ada yang menjaga ibunyi. Sang ibu sakit, sudah lama. Tidak mungkin ada orang selain Iif yang bisa mengerti keadaannyi: sering masak nasi dengan menaruh rice cocker di atas kompor yang menyala.
Dia hanya bertiga dengan sang ibu –dan anaknyi– di rumah itu.Enam bulan kemudian Iif kena Covid lagi. Untuk kali kedua. Tidak seberat yang pertama.
Kali ini dia merasa kena Covid lagi. Untuk yang ketiga.