Proyek 10 Ribu Megawatt Ladang Korupsi
Senin, 29 Juni 2009 – 17:14 WIB
JAKARTA -- Pembangunan pembangkit listrik sebanyak 10 ribu megawatt berpotensi bermasalah. Proyek yang tersendat-sendat itu berpotensi menjadi ladang korupsi. Anggota Komisi VII DPR Effendi MS Simbolon menyebutkan, potensi adanya kerugian negara pada proyek tersebut lantaran ada kesalahan prosedur pendaaan dan proses tender. Dalam prosedur pendanaan, pelaksanaan proyek sudah melenceng dari rencana semula. Rencana awal, pemerintah RI mengeluarkan dana 15 persen, sedang investor 85 persen.
"Tapi kini sudah berubah, dimana negara menempatkan 100 persen dananya untuk proyek itu," ujar Effendi Simbolon dalam diskusi bertema kelangkaan listrik di ruang wartawan DPR, Senayan, Senin (29/6). Dengan keputusan seperti ini, maka negara akan mengeluarkan dana besar. Sebagai hitungan kasar, untuk membangun pembangkit 1 megawatt saja perlu dana US$ 1 juta. Artinya, untuk 10 ribu megawatt perlu dana yang luar biasa besarnya.
Baca Juga:
Untuk mencukupi dana yang dibutuhkan, lanjut politisi dari PDI Perjuangan itu, pemerintah sudah mengerahkan hampir semua bank negara untuk dilibatkan sebagai penyokong proyek tersebut. Kalau nantinya tiba-tiba ada masalah dengan pihak investor, lanjut Simbolon, bukan tidak mungkin perkara dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) terulang dalam proyek kelistrikan ini. "Proyek ini berpotensi merugikan keuangan negara. Bisa terjadi BLBI jilid dua," ucapnya.
Dalam proses tender, kata Simbolon, juga ada persoalan. Pada saat tender dibuka, ada perusahaan-perusahaan Eropa dan Jepang yang ikut. Namun, di tengah jalan tiba-tiba persyaratannya dipersempit. Akibatnya, perusahaan yang punya kredibilitas di level internasional tidak masuk. "Ada potensi penggiringan ke negara tertentu, yakni China. Padahal, China belum punya pengalaman membangun pembangkit di atas 2 kali 300 megawatt," ujarnya. Dia mengakui, bahwa Wapres Jusuf Kalla yang punya ide proyek ketenagalistrikan ini. (sam/JPNN)
JAKARTA -- Pembangunan pembangkit listrik sebanyak 10 ribu megawatt berpotensi bermasalah. Proyek yang tersendat-sendat itu berpotensi menjadi ladang
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Kasus Polisi Tembak Polisi, Ini Permintaan Walhi kepada Kapolri
- Prabowo Dinilai Berhasil Membawa Investasi Jumbo dan Gibran Sukses Jaga Stabilitas Politik di Tanah Air
- KPK Tetapkan Gubernur Bengkulu Tersangka, Ada Uang Rp15 M, Peras untuk Pilkada
- Mensos Gus Ipul Beri Bantuan Biaya Perbaikan Rumah Kepada Korban Longsor di Padang Lawas
- ASR Komitmen Bangun Penegakan Hukum Transparan & Adil di Sultra
- Hendri Satrio jadi Ketua IKA FIKOM Unpad