Proyek Infrastruktur Geser ke Luar Jawa
jpnn.com - JAKARTA - Masterplan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) kini menjadi ujung tombak pengembangan infrastruktur di tanah air.
Meski hasilnya masih jauh dari memuaskan, setidaknya program itu sudah berhasil menginisiasi proyek infrastruktur dan sektor riil.
Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, sejak diluncurkan 27 Mei 2011 hingga triwulan I 2014, realisasi proyek MP3EI mencapai Rp 838,9 triliun. Perinciannya, 204 proyek infrastruktur senilai Rp 397,7 triliun dan 174 proyek sektor riil Rp 441,2 triliun.
Namun, realisasi tersebut masih jauh dari target Rp 2.000 triliun. "Beberapa proyek memang mengalami hambatan. Tapi kami harapkan bisa segera ground breaking," ujarnya kemarin (8/5).
Menurut Hatta, beberapa faktor yang menyebabkan seretnya realiasi proyek adalah pembebasan lahan maupun perizinan di pemerintah daerah. Setidaknya, ada dua proyek besar yang hingga kini masih tersendat.
Yakni Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang, Jawa Tengah, dan Pelabuhan Cilamaya, Jawa Barat. "Itu contoh proyek yang mendapat perhatian khusus dari pemerintah pusat,' katanya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Chatib Basri mengakui, selama ini upaya pemerintah membangun infrastruktur kurang efektif karena seringkali terkendala pembebasan lahan.
Namun, tahun depan kendala tersebut akan teratasi seiring berlakunya Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum. "Insya Allah mulai 2015, pembangunan infrastruktur akan maju pesat," ujarnya.
Seiring berlakunya UU tersebut, pemerintah menyiapkan Badan Layanan Umum (BLU) yang akan fokus mengurus pembebasan lahan untuk pembangunan infrastruktur. Nanti 30 persen dari total pembebasan lahan akan disiapkan BLU, sedangkan 70 persen lainnya menggunakan pendanaan eksternal seperti perbankan. Pada tahap awal, pemerintah menyiapkan Rp 3,5 triliun yang berfungsi sebagai dana talangan.
Kata Hatta, salah satu hal positif dari proyek MP3EI adalah mulai bergeraknya pembangunan infrastruktur di luar Jawa. Dia menyebut, jika dulu lebih dari 70 persen proyek infrastruktur terkonsentrasi di Jawa, sedangkan luar Jawa kurang dari 30 persen.
Kini porsi luar Jawa sudah membesar hingga mendekati 50 persen. "Artinya, ada pergeseran ke luar Jawa. Ke depan, porsi luar Jawa akan makin besar," ujarnya.
Bahkan untuk proyek sektor riil, porsi luar Jawa sudah jauh lebih besar. Dari total investasi Rp 441,2 triliun, porsi Jawa hanya Rp 78,63 triliun dengan 67 proyek. Adapun porsi terbesar disumbang Kalimantan dengan 47 proyek senilai Rp 120,13 triliun.
Lalu Papua-Maluku 5 proyek senilai Rp 81,2 triliun, Sumatera 24 proyek senilia Rp 77,52 triliun, Sulawesi 26 proyek Rp 47,37 triliun, dan Bali-Nusa Tenggara 5 proyek Rp 36,3 triliun. "Ini sangat positif untuk pemerataan ekonomi," jelasnya. (owi/oki)
JAKARTA - Masterplan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) kini menjadi ujung tombak pengembangan infrastruktur di tanah air.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Fokus Berkelanjutan, LPKR Libatkan Lini Bisnis Kelola Sampah dan Limbah
- Akses Listrik Berkeadilan Dinilai jadi Kunci Ekosistem Kendaraan Listrik
- Pengusaha Kecil Pasti Girang, Kementerian UMKM Bakal Sebar Kartu Usaha
- Industri Properti Bergerak Dinamis, LPKR Memperluas Penawaran Produk Baru Harga Terjangkau
- Pemkot Tangsel jadi Daerah Paling Tertib Ukur versi Kemendag RI
- Dorong Laju Investasi di Ngawi, Bea Cukai Menerbitkan Izin Fasilitas Kawasan Berikat