Proyek Kereta Cepat Dilanjutkan ke Surabaya, Pemerintah Berniat Gandeng Jepang

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah tengah merencanakan pembangunan proyek kereta cepat dari Jakarta hingga Surabaya. Sejauh ini, pemerintah sedang membangun proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang dikerjakan oleh Tiongkok, nantinya dalam melanjutkan infrastuktur Bandung-Surabaya akan menggandeng pihak Jepang.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, usulan itu datang dari Presiden Joko Widodo.
"Program KA Cepat Jakarta-Bandung, arahan presiden KA Cepat ini dilanjutkan. Artinya perencanaannya dari Jakarta-Bandung, Bandung-Surabaya. Sehingga tentu nanti akan ditindaklanjuti oleh Pak Menteri BUMN," kata Airlangga setelah mengikuti rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo tentang evaluasi PSN untuk pemulihan ekonomi nasional dampak Covid-19 melalui telekonferensi, Jumat (29/5).
Dengan begini, wacana proyek Kereta Api Cepat Jakarta-Surabaya batal. Sebab, pembangunannya sudah diintegrasikan dengan proyek Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung dan Bandung-Surabaya.
Mengenai pengembangan proyek itu, Airlangga mengatakan ada wacana menghadirkan konsorsium baru. Sejauh ini, pemerintah merencanakan Jepang sebagai pihak pengerjaan proyek.
"Diusulkan agar konsorsium bisa ditambah dari konsorsium dari Jepang," kata Airlangga.
Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung merupakan Proyek Strategis Nasional yang dikerjakan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Berdasarkan informasi KCIC, hingga saat ini progres proyek mencapai 43,45 persen dan tengah dikerjakan pembangunan 13 terowongan. Sementara progres pembebasan lahan mencapai 99,96 persen.
Kereta cepat Jakarta-Bandung akan memiliki panjang 142,3 kilometer dengan empat stasiun pemberhentian yakni Halim, Karawang, Walini, dan Tegalluar.
Dengan begini, wacana pembangunan proyek Kereta Api Cepat Jakarta-Surabaya batal.
- Memasuki Era Baru Periklanan, Pixel Group & KCIC Berkolaborasi
- Kementan Bersama NCA dan UGM Menggelar Konsultasi Bekerja di Pertanian Jepang
- Prabowo: Danantara Akan jadi Salah Satu Pengelola Dana Kekayaan Negara Terbesar di Dunia
- Krisis Pangan Global Mulai Terjadi, Bagaimana Status Indonesia?
- Mentrans Iftitah Harap Jepang Berinvestasi di Kawasan Transmigrasi
- Belajar dari Jepang, Program MBG Perlu Kolaborasi Semua Pihak