Proyek Kereta Korut-Korsel Dinilai Cuma Pencitraan
jpnn.com, SEOUL - Peresmian memang sudah berlangsung kemarin, Rabu (26/12). Tapi, realisasi jalur kereta yang menghubungkan Korea Selatan (Korsel) dengan Korea Utara (Korut) masih tanda tanya.
Sebab, sampai sekarang sanksi PBB, juga Amerika Serikat, belum dicabut. Artinya, Korsel dilarang membangun jalur dari Seoul ke Pyongyang itu.
''Ini hanya aksi pencitraan,'' ujar Na Kyung Won, pimpinan Partai Liberal yang menjadi oposisi rezim Presiden Korsel Moon Jae-in, kepada Washington Post.
Delegasi Korsel yang berisi 100 orang menempuh 58 kilometer dari Seoul dalam delapan gerbong kereta api menuju Kaesong. Mereka terdiri atas pejabat, legislator, dan anggota keluarga yang terpisah dengan kerabat Korut.
Setelah berkendara selama 2 jam, mereka pun disambut delegasi yang datang dari Pyongyang, Korut.
''Banyak yang harus dilakukan sebelum konstruksi dimulai,'' ujar Menteri Perhubungan Korsel Kim Hyun-mee sebagaimana dikutip Reuters.
Menghadapi berbagai tekanan, pemerintah Korsel tetap menyebar optimisme. Menurut Hyun-mee, jalur kereta lintas Asia Timur jelas bakal menarik dukungan banyak negara. Sebab, hal itu bisa membuat biaya logistik dari Eropa ke wilayah Asia jauh lebih terjangkau.
Hal tersebut juga memengaruhi masyarakat Korsel yang ingin bisa kembali ke Korut. Salah satunya, Shin Jang-chul yang ikut bersama delegasi Korsel. ''Saya sangat terharu. Saya selalu bermimpi untuk bisa kembali ke sini,'' ucapnya.
Peresmian memang sudah berlangsung kemarin, Rabu (26/12). Tapi, realisasi jalur kereta yang menghubungkan Korsel dengan Korut masih tanda tanya
- Peristiwa Langka, Warga Korsel Pertaruhkan Nyawa demi Membelot ke Korut
- Kim Jong Un Sudah Siap Berdamai dengan Korsel, tetapi AS Merusak Semuanya
- Akhiri Kebijakan Era Trump, Joe Biden Isyaratkan Ingin Bantu Dua Korea Bersatu
- Presiden Korsel Angkat Aktivis Pro-Korut Jadi Menteri
- RI Dukung Penuh Perdamaian Dua Korea
- Wamil Korsel Kini Tak Wajib Lagi