Proyek LNG Raksasa PNG Tidak Berikan Manfaat Ekonomi
Manfaat besar di bidang ekonomi yang semula diperkirakan akan mengalir dari proyek gas alam cair (LNG) di Papua Nugini ternyata tidak menjadi kenyataan, dan perekonomian negeri itu mengalami kemunduran dalam beberapa hal.
Sebuah laporan yang dibuagt oleh Pusat Penelitian Jubilee Australia mengatakan pendapatan rumah tangga dan angka pengangguran semakin memburuk sejak proyek LNG ini dimulai di tahun 2014.
Salah seorang penulis laporan bahkan mengatakan PNG akan lebih baik tanpa adanya proyek raksasa tersebut.
Proyek LNG yang dilakukan oleh perusahaan ExxonMobil ini merupakan proyek infrastruktur terbesar, dengan jutaan ton gas akan dilahirkan lewat pipa sepanjang 700 km, dari Dataran Tinggi PNG ke sebuah kilang di dekat Port Moresby, untuk kemudian dieskpor ke Asia.
Semula diperkirakan proyek ini akan membantu perekonomian, namun menurut laporan terbaru Jubilee Australia berjudul Double or Nothing, transformasi ekonomi yang ada tidaklah sesuai dengan yang diharapkan pemerintah ataupun mereka yang mengusulkan proyek tersebut.
"Satu hal yang kami ketahui ini adalah bahwa ini tidak membuat ekonomi meningkat dua kali lipat seperti yang diperkirakan awalnya." kata ekonom Paul Flanagan, salah satu penulis laporan.
"Ekonomi memang meningkat, sekitar 10 persen, dan adanya peningkatan di sektor sumber daya."
"Namun di bidang-bidang lain terjadi kemunduran."
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat