Proyek Palapa Ring Tingkatkan Permintaan Serat Optik
jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah mendorong pelaku usaha industri fiber optik dalam negeri untuk menyerap fiber optik lokal dalam proyek pemerintah dan BUMN.
Sebab, kualitas fiber optik lokal dianggap mampu bersaing dengan produk impor.
Namun, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengakui, ada keluhan tentang tarif bea masuk untuk bahan baku fiber optik.
Karena itu, pengguna fiber optik lebih memilih fiber optik impor karena lebih murah.
Permintaan fiber optik diprediksi meningkat seiring pertumbuhan industri digital. Saat ini, kebutuhan serat optik di Indonesia diproyeksi 8–9 juta kilometer per tahun dan berpotensi naik tinggi dalam jangka waktu pendek.
Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) I Gusti Putu Suryawirawan menyatakan, permintaan serat optik makin besar berkat proyek Palapa Ring.
Proyek itu membutuhkan fiber optik sepanjang 36 ribu kilometer. Selain itu, ada proyek kabel serat optik bawah laut.
”Bahkan, untuk koneksi pita lebar (broadband) rumah tangga, terdapat 70 juta rumah tangga yang membutuhkan sambungan internet jenis fiber to the home,” terangnya.
Pemerintah mendorong pelaku usaha industri fiber optik dalam negeri untuk menyerap fiber optik lokal dalam proyek pemerintah dan BUMN.
- Indonesia-Brasil Perkuat Sinergi Ekonomi, Teken Kerja Sama Senilai USD 2,8 Miliar
- Bea Cukai Tinjau Perusahaan Penerima Izin Kawasan Berikat di Probolinggo, Ini Tujuannya
- Peredaran Rokok Ilegal Meroket, Pemerintah Harus Segera Bertindak
- Wamenaker Immanuel Ebenezer Ingin Negara Selalu Hadir Memajukan Industri Musik
- Sukses di Industri, Direktur Sido Muncul Terapkan 3 Prinsip Sumpah Dokter Sebagai Kunci
- Pameran Plastics & Rubber Indonesia 2024 Segera Digelar di JIExpo, Catat Tanggalnya!