Proyek Pembersihan Samudera Pasifik Dari Limbah Plastik Masih Belum Efektif
Sebuah perangkat terapung yang dikirim ke pulau sampah yang berputar-putar antara California dan Hawaii belum mampu membersihkan limbah plastik, tetapi inovator muda di belakang proyek ini optimistis perbaikan sedang berlangsung.
Boyan Slat, 24 tahun, yang meluncurkan proyek pembersihan Samudera Pasifik, mengatakan kecepatan perangkat penghalang bertenaga surya ini tidak memungkinkan untuk menahan plastik yang telah ditangkapnya.
"Kadang-kadang sistem itu benar-benar bergerak sedikit lebih lambat dari limbah plastik, yang tentu saja tidak Anda inginkan karena kemudian Anda memiliki berpeluang kehilangan plastik itu lagi," kata Slat dalam wawancara dengan The Associated Press.
Seorang kru teknisi akan ditugaskan untuk memperbaiki perangkat berbentuk U itu selama beberapa minggu ke depan untuk memperluas jangkauannya sehingga mampu menangkap lebih banyak angin dan gelombang yang dapat membantu perangkat penyapu sampah dari lautan itu melaju lebih cepat.
Sebuah kapal menarik penghalang sepanjang 600 meter pada September lalu dari San Francisco menuju Great Pacific Garbage Patch - sebuah pulau sampah seluas dua kali wilayah Texas, negara bagian terbesar kedua di Amerika Serikat.
Perangkat tersebut sudah beroperasi di kawasan itu sejak akhir Oktober lalu, kata Boyan Slat.
Tali penghalang limbah plastik yang memiliki layar sebesar 3 meter dibagian bawahnya dimaksudkan untuk bertindak seperti garis pantai, yang menjebak sebagian dari 1,8 triliun potongan plastik yang diperkirakan para ilmuwan berputar-putar di kawasan tersebut, sementara memungkinkan kehidupan laut untuk berenang dengan aman di bawahnya.
Photo: Boyan Slat Slat mengatakan organisasinya berharap dapat menghapus 50 persen limbah plastik dari Great Garpal Patch Pasifik dalam lima tahun.(AP: Peter Dejong, file foto)
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata