PSBB Jakarta Berpotensi Lahirkan Kemiskinan Ekstrem, Anies Sebaiknya Laksanakan Instruksi Presiden

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat kebijakan publik Trubus Rahardiansyah tidak setuju dengan keputusan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberlakukan kembali PSBB secara ketat. Pasalnya, kebijakan itu bakal menyengsarakan banyak orang.
Menurut Trubus PSBB pasti berdampak negatif terhadap ekonomi yang saat ini kondisinya sudah terpuruk. Bukan tidak mungkin pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran bakal kembali terjadi.
"Kalau diterapkan betul, itu muncul daya beli ekonomi akan anjlok karena kegiatan ekonomi tutup semua. Kalau ditutup, karyawan mau makan apa? Kan, di-PHK. Kalau PHK, pelaku usaha bangkrut, masyarakat mau makan apa?" ujar Trubus saat dihubungi, Kamis (10/9).
"Ada kemungkinan menimbulkan kemiskinan ekstrem karena resesi. Daya beli masyarakat jeblok, enggak mampu lagi," sambungnya.
Dia juga berpendapat penerapan PSBB tidak akan efektif membendung laju penyebaran COVID-19. Pasalnya, masyarakat telah terbiasa menjalankan aktivitas ekonomi di tengah pandemi.
Selain itu, Pemprov DKI Jakarta telah terbukti lemah dalam hal pengawasan dan penindakan terhadap para pelanggar.
"Jangankan penindakan yang sifatnya jaga jarak, yang menindak tidak pakai masker aja sulit, meskipun aturannya sudah ada," jelas Trubus.
Padahal, ungkapnya, telah ada Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2020 sebagai dasar agar pengawasan dilakukan. "Kenapa itu enggak dilaksanakan?"
Keputusan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menerapkan PSBB berpotensi melahirkan kemiskinan ekstrem
- Ikuti Jejak Anies, Pramono Gratiskan Pajak Rumah dengan NJOP di Bawah Rp 2 Miliar
- Fajar Alfian Minta Maaf Atas Ucapannya kepada Simpatisan Anies
- Mercy Barends Buka-bukaan soal Kondisi Pendidikan di Daerah 3T
- Tom Lembong Jalani Sidang Perdana, Istri Hingga Anies Memberikan Dukungan
- Genjot Upaya Kikis Kemiskinan di Jateng, Gubernur Luthfi Gelontorkan Bansos
- Gerakan Rakyat Bakal Jadi Parpol, Lalu Dukung Anies, Pengamat Ungkap Indikasinya