PSI Ajak Milenial Tolak Politisasi Rumah Ibadah

jpnn.com, JAKARTA - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menilai politisasi rumah ibadah akan membuat bonus demografi di Indonesia terbuang sia-sia. Pasalnya, cenderung menutup ruang politik gagasan.
Juru Bicara Partai Solidaritas Indonesia, Dedek Prayudi atau yang akrab disapa Uki mengatakan bahwa bonus demografi adalah pisau bermata dua.
“Bonus demografi adalah sebuah jendela peluang yang apabila gagal disukseskan, maka akan menjelma menjadi bencana demografi," kata Uki dalam keterangan persnya, Kamis (26/4).
"Penduduk usia produktif yang seharusnya menjadi sumber perputaran ekonomi dan pembayar pajak aktif juga berpotensi menjadi penyumbang terbesar kriminalitas yang tak terkendali bahkan radikalisme," lanjut dia.
Lebih lanjut, Uki meyakini bahwa sukses tidaknya bonus demografi ditentukan oleh komitmen politik para politisi hari ini. Merekalah yang menentukan orientasi pembangunan ke depan.
Juru Bicara PSI ini juga menambahkan bahwa politisasi agama tidak akan menjawab tantangan bonus demografi. Dia menganggap bahwa politisasi agama justru menutup ruang politik gagasan.
“Sudah semestinya dunia politik di negeri ini dipenuhi gagasan, ide dan kreatifitas. Politisasi masjid cuma akan memperlebar jarak dan melahirkan tensi antar masyarakat seperti di Timur Tengah sekarang dan Irlandia dulu," tegas dia.
Uki menjelaskan, sepertiga dari kunci sukses Korea Selatan di bidang sosial dan ekonomi hari ini berkat keberhasilan Negeri Ginseng itu memetik bonus demografi.
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menilai politisasi rumah ibadah akan membuat bonus demografi yang akan dinikmati Indonesia terbuang sia-sia
- NasDem Menghormati Jika Jokowi Pilih Gabung PSI
- Apakah Jokowi Akan Bergabung dengan PSI? Begini Analisis Pakar
- Sinyal Jokowi Gabung PSI Makin Kuat, Golkar: Pasti Ada Hitungan Politik
- Menakar Potensi Kolaborasi Politik Jokowi dan PSI Menuju 2029
- Mudik Gratis, PSI Berangkatkan Ratusan Pemudik Naik Bus dan Kereta
- Bela Jokowi, Jubir PSI Sebut PDIP Gunakan Provokasi dan Fitnah untuk Meraup Simpati