PSI dan Anies Haters

PSI dan Anies Haters
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Menyebut Anies sebagai orang Yaman adalah tindakan SARA yang mengancam kebhinekaan Indonesia. Konten tolol ini banyak menuai reaksi negatif dari netizen dan publik.

Anies Baswedan—seperti biasanya—tidak bereaksi terhadap konten itu. Pembelaan terhadap Anies justru muncul dari sumber yang tidak terduga. Ketua PSI DKI Michael Sianipar secara keras mengecam video itu dan dengan tegas menyatakan bahwa PSI menolak perlakuan rasisme terhadap siapa pun.

Rasisme terhadap Anies berpotensi membawa perpecahan yang dikhawatirkan akan terbawa sampai pada Pilpres 2024. 

Rasisme adalah tindakan SARA yang merusak kebhinekaan dan keindonesiaan. 

Kader PSI tidak boleh terbawa arus untuk ikut aliran politik yang bernuansa rasis. Tidak seharusnya serangan dan kritikan ditujukan kepada pribadi seseorang berdasarkan latar belakang ras dan etnis. Keterbelahan publik ini harus diakhiri.

Pembelaan penuh empati oleh Michael Sianipar ini bertolak belakang dengan arus politik yang berkembang di internal PSI selama ini. 

Pernyataan semacam itu tidak mungkin dilakukan oleh Giring Ganesha yang menjadi ketua umum PSI. Pernyataan Sianipar ini menampol muka Giring yang terkenal anti-Anies dalam setiap tindak tanduknya.

Keberadaan oposisi yang tajam, ‘’fierce opposition’’, dalam sebuah sistem demokrasi akan membuat demokrasi makin sehat, karena proses checks and balances untuk melakukan kontrol dan penyeimbangan terhadap kekuasaan akan berlangsung dengan baik.

Beberapa hari terakhir ini PSI yang biasanya gaspol mengritik Anies Baswedan mulai agak kendur.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News