PSI Perorangan Kendaraan Politik Anyar Jokowi? Pakar Bilang Begini

PSI Perorangan Kendaraan Politik Anyar Jokowi? Pakar Bilang Begini
Sejumlah bendera bertuliskan ‘PSI Perorangan’ terpasang di sisi sejumlah ruas jalan Jakarta. Foto: dok sumber

jpnn.com, JAKARTA - Gagasan PSI Perorangan dan konsep Partai Super Tbk yang digaungkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai saling melengkapi. Karena penambahan kata "Perorangan" pada nama partai ini diprediksi akan membuat PSI menjadi partai yang lebih terbuka.

Direktur Eks Trias Politika Agung Baskoro menilai, gagasan ini merupakan bentuk strategi politik yang saling menguntungkan bagi Jokowi dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Jokowi yang sudah menyelesaikan masa jabatannya sebagai presiden membutuhkan kendaraan politik baru di masa depan.

"Saling melengkapi dan saling menguntungkan. Jokowi, setelah tidak menjabat presiden, tentu membutuhkan kendaraan politik, baik atas nama pribadi maupun untuk kepentingan politik jangka panjang," ujar Agung, Senin (10/3).

Dari perspektif PSI, keterkaitan dengan Jokowi jelas membawa keuntungan politik. Basis pemilih Jokowi yang kuat dan solid dapat menjadi modal besar bagi PSI untuk menembus parlemen dalam Pemilu 2029.

"PSI memiliki basis politik yang berkembang, tapi mereka masih butuh figur sentral. Dengan kehadiran Jokowi, Gibran (Gibran Rakabuming Raka) atau Bobby (Bobby Nasution), PSI bisa lebih mudah mengidentifikasi diri sebagai partai yang punya sosok kuat. Ini bisa menguntungkan mereka saat Pileg dan Pilkada," jelas Agung.

Agung menyoroti, Jokowi tidak hanya membutuhkan kendaraan politik personal, tetapi juga institusi yang bisa menopang pengaruhnya dalam jangka panjang.

Hal ini sejalan dengan konsep Partai Super Tbk, di mana partai dapat beroperasi layaknya perusahaan dengan kepemimpinan kolektif.

Gagasan ini dinilai sebagai bentuk strategi politik yang saling menguntungkan bagi Jokowi dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI)

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News