PSI Senang Edy Rahmayadi Tak Pimpin PSSI Lagi

jpnn.com, JAKARTA - Juru bicara PSI Andi Saiful Haq mengatakan, tidak mungkin mengharapkan prestasi sepak bola selama manajemen PSSI tidak dibenahi. Perilaku korup pengaturan skor juga harus dimusnahkan.
"Karena itu, Partai Solidaritas Indonesia menyambut baik mundurnya Edy Rahmayadi dari jabatan ketua umum PSSI," kata Andi Saiful, Senin (21/1).
Menurut dia, sepak bola adalah persoalan kebudayaan. Tidak ada korelasi antara demokrasi dan politik dengan maju tidaknya sepak bola sebuah bangsa.
Buktinya, Tiongkok dan Korea Utara yang tidak demokratis mampu mencatatkan prestasi di ajang tingkat dunia. Begitu juga dengan Palestina dan Iraq yang dirundung perang.
"Jadi tidak relevan apakah PSSI dipimpin politikus atau militer, sebab persoalannya tidak terletak di sana. Juga tidak terletak pada persoalan finansial semata," beber Andi Saiful.
Penonton Indonesia kompetisi sepak bola Indonesia bisa mencapai 12 juta penonton setiap musimnya. Angka itu hampir menyamai jumlah penonton Bundesliga Jerman dan Premiere League Inggris yang mencapai 13 juta penonton.
Begitu juga dengan penjualan hak siar dan iklan, pendapatan dari sana bisa mencapai USD 360 juta setiap tahun. "Jadi tidak ada alasan untuk tidak memiliki prestasi yang baik," tegas calon anggota DPR RI ini.
Karena itu, Andi Saiful menegaskan, masalah utamanya adalah pada kebudayaan olahraga dan sepakbola. Lebih khusus lagi adalah budaya tanding.
Keputusan Edy Rahmayadi mundur dari jabatan ketua umum PSSI disambut gembira PSI
- PSSI Identifikasi Pria yang Merebut Jersei Marselino dari Anak Kecil, Hukuman Berat Menanti
- PSSI Berikan Sanksi Keras Terhadap Oknum Suporter Timnas Indonesia yang Merokok di SUGBK
- Erick Thohir Bersama Legenda Belanda Mulai Membicarakan Program Pembinaan Pemain
- NasDem Menghormati Jika Jokowi Pilih Gabung PSI
- Apakah Jokowi Akan Bergabung dengan PSI? Begini Analisis Pakar
- Sinyal Jokowi Gabung PSI Makin Kuat, Golkar: Pasti Ada Hitungan Politik