Psikotes Hanya Formalitas, Angggota Dewan Banyak Ulah
Sabtu, 20 April 2013 – 01:36 WIB
"Karena lewat psikotes, orang dengan karakter temperamental, yang tidak bisa mengendalikan nafsunya, yang punya kecenderungan berperilaku korupsi, sebenarnya bisa terdeteksi. Tapi sayangnya, psikotes hanya formalitas," ujar Jeiry Sumampow kepada JPNN di Jakarta, kemarin (19/4).
Partai, lanjut pria asal Manado itu, tidak menjadikan hasil psikotes sebagai acuan. Beberapa hal yang menentukan lolos tidaknya masuk daftar caleg, menurutnya, justru tak terkait dengan sikap mental. Antara lain, track record militansi di partai, seberapa besar setoran uang ke partai, dan kualitas serta popularitas.
"Sehingga orang-orang dengan temperamental keras, emosional, tapi punya uang banyak, ya tetap lolos jadi caleg," cetus Jeiry.
Karenanya, saran Jeiry, mumpung masih ada waktu hingga 22 April, nama-nama yang punya potensi memperburuk citra partai, sebaiknya dicoret saja dari daftar caleg sementara (DCS). Sementara, yang sudah jelas-jelas bertindak ngawur seperti oknum anggota DPRD Pakpak Bharat itu, jika namanya masuk DCS, sebaiknya partai langsung mencoretnya saja. (sam/jpnn)
JAKARTA - Banyaknya anggota DPRD yang berulah tidak terlepas dari proses rekrutmen bakal calon legislatif di internal partai. Sejumlah partai memang
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- MK Hapus Presidential Threshold, Gibran Berpeluang Melawan Prabowo di 2029
- Sugeng Budiono Apresiasi Kritik Haidar Alwi Terhadap Survei OCCRP
- Ketua DPP PDIP Said Abdullah Tanggapi Putusan MK Tentang Penghapusan Presidential Threshold
- Kemendes Harus Membatasi Penggunaan Dana Desa untuk Sosialisasi dan Pelatihan
- Kabar Didik Melon yang Berjalan Kaki Jakarta-Boyolali, Dia Sudah di Karawang
- Begini Sikap Pemerintah soal Putusan MK yang Batalkan Presidential Threshold