PSSI dan Korporatisme Negara
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Di negara-negara demokrasi yang sudah matang, asosiasi-asosiasi masyarakat, dalam bentuk berbagai organisasi kemasyarakatan, menjadi kekuatan yang mandiri yang membuat posisi masyarakat lebih kuat di mata pemerintah.
Di negara-negara yang pengelolaan olahraganya sudah maju peran pemerintah hanya sebatas membuat regulasi dan melakukan pengawasan.
Pemerintah tidak campur tangan dalam pengelolaan organisasi olahraga secara langsung.
Di negara-negara Eropa, tidak akan ada menteri BUMN yang menjadi ketua federasi sepak bola.
Juga, tidak ada menteri pemuda dan olahraga yang menjadi pengurus federasi olahraga.
Masuknya Erick Thohir dan Zainudin Amali sebagai ketua umum dan wakil ketua umum PSSI menunjukkan syahwat pemerintah yang besar untuk mengontrol sepak bola di Indonesia.
Erick dan Zainudin memang menjadi darah baru di PSSI, tetapi anggota ‘’kabinet’’ yang terpilih nyaris tidak ada darah baru yang signifikan.
Orang-orang lama masih mendominasi anggota komite eksekutif (exco) yang bakal mendampingi Erick Thohir.
Erick Thohir punya pengalaman mengelola organisasi sepak bola profesional. Kalau sukses dengan PSSI, maka dia punya modal tambahan maju Pilpres 2024.
- Teruntuk Jenderal Listyo Sigit, Anda Dicap Terlibat Merusak Demokrasi di Indonesia
- Hasto: Sosok Penentang Intervensi Jokowi Kini Terpilih di Pilkada Gunungkidul
- PDIP Keok di Kandang Sendiri karena Prabowo dan Jokowi
- Jadwal Timnas Indonesia di Piala AFF 2024, Laga Kandang Tidak di SUGBK
- Pilkada Dramatis: Paling Sial Rohidin Mersyah, Jakarta Bisa Berdarah-darah
- Dramatik Datar